MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global menguat menuju minggu terbaiknya dalam sebulan. Para pedagang bergulat dengan ketidakpastian seputar banyak data yang akan dirilis menyusul dibukanya kembali pemerintah AS setelah penutupan selama enam minggu.
Mengutip Bloomberg, Jumat (14/11), harga emas spot diperdagangkan US$ 4.201,23 per troi ons pada pukul 11.54 WIB. Harga emas hari ini naik 0,72%, setelah kemarin ditutup turun di bawah US$ 4.200 per troi ons.
Harga logam mulia ini berada pada jalur untuk kenaikan mingguan sekitar 5%. Ekspektasi penurunan suku bunga di AS berikutnya, dipicu oleh prospek ekonomi yang lemah tetap menjadi pendorong bagi emas, yang tidak memberikan bunga.
Kenaikan harga emas minggu ini mungkin juga diperkuat oleh apa yg disebut "gamma squeeze", pola teknis di mana para pedagang yang menjual opsi murah terpaksa membeli emas berjangka sebagai lindung nilai. Dalam pasar yang tipis, kenaikan harga tiba-tiba dapat meningkatkan urgensi untuk membeli dan meluas menjadi lonjakan, bahkan tanpa permintaan baru dari pembeli fisik.
Daniel Ghali, Ahli strategi di TD Securities, mengatakan bahwa pemulihan harga emas minggu ini sesuai dengan dinamika itu, di mana penurunan volume perdagangan over the counter baru-baru ini membuat pasar lebih mudah diombang-ambingkan. "Kekosongan likuiditas ini mungkin menjadi kunci untuk menciptakan tekanan gamma, yang mengakibatkan gelombang kejut kedua yang lebih tinggi minggu ini," katanya, mengutip Bloomberg, hari ini.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Naik di atas US$ 4.200, Menuju Reli Hari Kelima
Meski telah turun dari rekor di atas US$ 4.380 per troi ons, harga emas tahun ini masih naik hampir 60%, dan berada pada jalur kenaikan tahunan terbaik sejak 1979. Bank-bank sentral telah meningkatkan pembelian emas, dengan tujuan menyimpan nilai dan diversifikasi aset. Sementara para investor menumpuk emas sebagai lindung nilai terhadap meningkatnya kekhawatiran fiskal di beberapa negara ekonomi terbesar dunia.
Emas terus mendapat dukungan dari prospek Federal Reserves menyuntikkan likuiditas lebih lanjut ke salam sisten keuangan. Melansir Bloomberg, hari ini, Roberto Perli, Manager System Open Market Account di Federal Reserves Bank of New York, mengatakan bank sentral AS tidak perlu menunggu lama sebelum membeli aset untuk mempertahankan likuiditas yang dinginkan.
Sementara, pendapat pasar terbagi mengenai apakah banjir data ekonomi setelah Washinton kembali dari penutupan, akan menunjukkan kelemahan yang cukup untuk membenarkan penurunan suku bunga lagi.
Ekspektasi untuk penurunan seiring dengan para pejabat The Fed menunjukkan sedikit keyakinan untuk memangkas suku bunga. Presiden Federal Reserves Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan ia masih belum memutuskan mengenai keputusan suku bunga bulan depan. Sedangkan, mitranya dari Cleveland Beth Hammack berpendapat bahwa suku bunga harus tetap stabil.
Selanjutnya: Ingin Jadi Bank Syariah Terbesar dan Berkelanjutan, Begini Strategi BSI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News