MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global turun, dan di jalur penurunan mingguan yang relatif kecil. Setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang bervariasi menawarkan sedikit insentif baru bagi Federal Reserves untuk memangkas suku bunga.
Mengutip Bloomberg, Jumat (21/11), harga emas spot diperdagangkan turun 0,67% menjadi US$ 4.049,80 per troi ons pada pukul 10.23 WIB. Harga emas menuju penurunan sekitar 0,84% dalam seminggu.
Laporan ketenagakerjaan yang akan dilpertimbangkan The Fed sebelum pertemuannya tanggal 9-10 Desember, menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan di AS bulan September mengalahkan ekspektasi, tetapi pengangguran naik lebih dari perkiraan.
"Laporan pekerjaan ini memiliki arti untuk semua orang, baik pihak yang bersikap agresif maupun yang pasif, dapat kembali ke posisi mereka," kata Oscar Munoz, analis TD Securities, mengutip Bloomberg, Jumat.
Baca Juga: Reli Harga Emas Terjegal karena Peluang Penurunan Suku Bunga Kian Kecil
Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pertemuan terakhir bulan Oktober, yang dirilis pada Rabu, menunjukkan banyak pejabat The Fed condong ke arah menjaga suku bunga tetap stabil.
Pasar swap hanya melihat peluang 40% untuk penurunan suku bunga pada bulan depan, setelah mendukung penurunan sebesar 25 bps hanya dua minggu lalu. Harga emas biasanya berkinerja buruk dalam lingkungan suku bunga yang lebih tinggi.
Meskipun sempat melemah dari rekor tertinggi bulan lalu, harga emas telah menguat sekitar 55% tahun ini, dan tetap berada pada jalur kinerja tahunan terbaik sejak 1979. Reli yang tajam didukung oleh arus masuk ke dana berbasis emas yang diperdagangkan di bursa (ETF gold) dan pembelian oleh bank sentral. Namun, kenaikan harga emas terbaru ini dianggap terlalu berlebihan, didorong oleh penurunan nilai atawa debasement atau penarikan diri investor dari obligasi dan mata uang negara.
Menurut Carsten Menke, Kepala penelitian di Julius Baer Group Ltd., debasement terbaru ini didasarkan pada harapan, bukan kenyataan. "Meskipun fenomena ini tetap menjadi pendorong emas jangka panjang seiring meningkatnya kekhawatiran fiskal di antara negara-negara G-7, beberapa koreksi dan konsolidasi memang sudah waktunya," ujarnya, melansir Bloomberg, hari ini.
Selanjutnya: BTN Serap Habis Penempatan Dana Pemerintah Sebesar Rp 25 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News