MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global lanjut turun, setelah pekan lalu turun untuk pertama kalinya sejak pertengahan Agustus. Kemajuan kesepakatan perdagangan AS-China melemahkan permintaan aset safe haven.
Mengutip Bloomberg, Senin (27/10), harga emas spot turun 0,87% menjadi US$ 4.077 per troi ons pukul 09.40 WIB. Logam mulia hari ini lanjut turun setelah terpangkas 3,2% minggu lalu.
AS dan China memberi sinyal bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan besar-besaran seiring kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia untuk serangkaian kunjungan diplomatik. Kesepakatan ini dapat meredakan sebagian risiko ekonomi dan ketegangan geopolitik yang telah memperkuat emas.
Baca Juga: Harga Emas Mengakhiri Reli Sembilan Minggu, Terpangkas 3% Pekan Ini
Reli dahsyat yang mendorong emas ke rekor tertinggi tepat di atas US$ 4.380 pada Senin lalu, telah berbalik arah karena tanda-tanda logam telah mencapai titik jenuh beli.
Meski begitu, harga emas masih naik sekitar 55% tahun ini, didukung oleh aksi beli bank sentral dan "debasement" di mana investor menghindari obligasi negara dan mata uang untuk melindingi diri dari defisit anggaran yang tak terkendali.
"Kami sekarang kembali ke pijakan yang jauh lebih fundamental dan pasar yang jauh lebih masuk akal. Ada sedikit respons spontan karena perkembanagn perdagangan AS-China ini, yang jauh lebih baik daripada yang diantisipasi siapa pun," kata Kyle Rodda, Senior Analis Pasar Keuangan di Capital.com., melansir Bloomberg, hari ini.
Baca Juga: Melorot Dalam, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Senin 27 Oktober 2025
Minggu ini menjadi pekan yang ramai dengan pengumuman bank sentral Federal Reserves, bank sentral Eropa dan bank sentral Jepang, yang akan mengambil keputusan. The Fed diperkirakan akan memangkas suku buga sebesar 25 bps, sementara ECB dan BoJ ditaksir tidak akan mengubah tingkat suku bunga.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas, karena tidak memberikan bunga.
Selanjutnya: Singapura Ubah Pulau Jurong Jadi Pusat Energi Hijau dan Pusat Data
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News