MOMSMONEY.ID - Harga emas dunia pada hari ini lanjut turun. Investor mengantisipasi rilis data ekonomi AS dan komentar pejabat Federal Reserve pada minggu ini untuk kejelasan lebih lanjut mengenai arah suku bunga AS di masa mendatang.
Mengutip Bloomberg, Senin (11/11) pukul 11.27 WIB, harga emas spot turun 0,52% menjadi US$ 2.670 per troi ons. Ini penurunan hari kedua, setelah Jumat lalu ditutup melorot 0,81%.
Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar IG, mengatakan, harga emas sebelumnya dilihat sebagai lindung nilai terhadap risiko politik AS. Namun, hasil akhir yang lebih cepat dari perkiraan dalam pemilihan umum, mungkin menjadi pemicu beberapa penurunan jangka pendek, bersamaan dengan dolar AS yang lebih kuat.
Sebelumnya, Jumat lalu, harga emas spot mencatat pekan terburuk dalam lebih dari lima bulan, karena kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden, meningkatkan prospek tarif yang lebih tinggi. Ini dapat membuat suku bunga tetap tinggi.
"Kita mungkin menduga The Fed akan lebih berhati-hati dalam proses pelonggaran ke depan, yang dapat membatasi harga emas," kata Yeap, mengutip Reuters, Senin.
Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi, suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, dijadwalkan berpidato pekan ini. Selain itu, data indeks harga konsumen dan produsen AS, klaim pengangguran mingguan dan angka penjualan ritel, akan dirilis pekan ini.
Menurut alat CME Fedwatch, para pedagang melihat peluang 65% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada Desember, dan peluang 35% untuk tidak ada perubahan.
Di sisi lain, harga emas Antam di dalam negeri stagnan. Mengutip logammmulia.com, emas Antam pecahan 1 gram dibanderol seharga Rp 1,517 juta pada Senin (11/11), tidak beranjak dari harga kemarin.
Dus, harga beli kembali alias buyback emas Antam juga stabil di level Rp 1,371 juta per gram. Ini adalah acuan harga apabila investor melego emas Antam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News