MOMSMONEY.ID - Gelombang aksi massa di berbagai daerah pada 28–31 Agustus 2025 bukan hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga berdampak pada pasar modal.
Data Prasasti Center for Policy Studies mencatat arus modal asing (net flow) di pasar saham yang sebelumnya surplus Rp 731 miliar, berbalik arah menjadi capital outflow Rp1,1 triliun hanya dalam hitungan hari.
“Capital outflow sebesar Rp1,1 triliun itu menunjukkan adanya reaksi dari para pelaku pasar terhadap dinamika sosial-politik yang berlangsung,” jelas Gundy Cahyadi, Research Director Prasasti, dalam keterangan resmi Jumat (5/9).
Kondisi ini menjadi gambaran nyata betapa cepatnya kepercayaan investor bisa berubah ketika situasi domestik penuh ketidakpastian.
Gejolak juga terlihat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Setelah sempat naik dari level 7.858 pada 25 Agustus menjadi 7.952 pada 28 Agustus, IHSG langsung anjlok ke 7.830 sehari setelahnya.
Baca Juga: Ini Prospek Ekonomi Indonesia Menurut JP Morgan
“Meski pasar memiliki kemampuan untuk pulih dalam jangka menengah, kejadian ini menegaskan bahwa stabilitas sosial tetap menjadi faktor penting yang diperhatikan investor,” lanjut Gundy.
Sekadar informasi, Prasasti Center for Policy Studies juga menghitung dampak kerugian material akibat rangkaian aksi massa tersebut.
Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun, terutama dari kerusakan infrastruktur publik seperti halte, kantor DPR dan DPRD, kantor kepolisian, serta sarana transportasi umum.
Kerusakan kendaraan milik masyarakat maupun pemerintah tidak termasuk dalam perhitungan. Selain itu, tercatat pula korban jiwa sebanyak 10 orang serta meningkatnya rasa cemas di masyarakat atas potensi eskalasi lebih lanjut.
“Angka kerugian ini hanya menghitung kerusakan infrastruktur, seperti halte, kantor DPR dan DPRD, kantor kepolisian, serta sarana transportasi publik. Dampak imaterial seperti penurunan produktivitas masyarakat tentu lebih sulit untuk diukur,” jelas Gundy.
Menurut, Nila Marita, Executive Director Prasasti keberlanjutan dialog menjadi kunci menjaga stabilitas, yang pada akhirnya akan kembali memberi rasa aman bagi investor maupun masyarakat luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News