MOMSMONEY.ID - Intip efek negatif dan positif dari menonton video pendek agar tidak terkena brain rot agar otak tetap dalam kondisi prima.
Apakah anak Anda pernah menonton video pendek di media sosial atau YouTube yang menampilkan karakter hasil ciptaan artificial intelligence?
Hati-hati, sebab menonton karakter-karakter aneh atawa absurb yang dibuat oleh teknologi AI seperti Italian Brainrot bisa berdampak negatif terhadap kognisi manusia, lo.
Berdasarkan laman Psykay, meskipun bukan istilah klinis yang resmi, konsep brainrot kini ditelaah secara serius dalam dunia psikologi dan ilmu saraf karena berkaitan erat dengan perubahan pola pikir, perhatian, hingga motivasi manusia modern.
Memang bagaimana Brain rot terjadi secara psikologis?
Menonton video pendek dengan karakter absurb bisa membuat overload dopamin di otak. Konten cepat dan menyenangkan memberikan ledakan dopamin dan bikin nagih.
Baca Juga: Begini Kata Ilmu Pengetahuan soal Brain Rrot yang Meresahkan
Akibatnya, otak jadi malas berpikir panjang, terbiasa dengan hal instan dan absurd. Mental shortcut atawa risiko rentan terhadap generalisasi dan miskonsepsi.
Ada notifikasi dan scroll tak berujung juga bisa membuat distraksi kronis di mana menganggu fokus jangka panjang seseorang.
Taukah Anda, ternyata kebiasaan menonton video pendek atau karakter absurd juga membuat kondisi yang palsu di otak. Orang bisa merasa produktif saat konsumsi konten, padahal hanya stimulus kosong yang ditonton.
Berikut efek negatif psikologis brain rot:
- Penurunan fokus dan Perhatian
- Penurunan toleransi terhadap hal membosankan (misalnya belajar atau kerja).
- Gangguan tidur akibat screen exposure berlebihan.
- Sensasi “kosong” meskipun terhibur.
Baca Juga: Waspada Brain Rot pada Anak, Begini Tips Mencegah Penurunan Fungsi Kognitif
Namun, ada pula efek positif dari brain rot jika dikontrol:
- Mood booster dan self-soothing
- Sarana ekspresi dan humor kolektif.
- Bisa digunakan sebagai alat komunikasi sosial baru.
Tips mengelola konsumsi konten agar tidak mengalami brain rot:
- Atur jam khusus screen time. Gunakan tools seperti digital wellbeing atau screen timer.
- Prioritaskan konten berkualitas. Tonton video yang mengedukasi dan memancing refleksi diri.
- Aktif secara fisik dan sosial. Gerakkan tubuhmu, olahraga, dan ngobrol sama orang secara langsung.
- Sadari motifmu saat buka HP. Apakah karena bosen? Kabur dari tugas? Cek terus niatnya.
- Praktikkan mindful scrolling. Tanamkan rasa cukup saat sedang scrolling dan berhenti scrolling saat merasa cukup, bukan saat kontennya habis.
Selanjutnya: Emas Dunia Tembus US$4.000 per Ounce, Kinerja Saham Tambang Bervariasi Kamis (6/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News