InvesYuk

Cadev Menyusut, Kurs Rupiah Stagnan di Rp 16.046 per dollar

Cadev Menyusut, Kurs Rupiah Stagnan di Rp 16.046 per dollar

MOMSMONEY.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditutup stagnan pada sore ini. Rupiah tak mampu membalikkan posisi, sementara mata uang greenback lebih bertenaga.

Mengutip Bloomberg, pada akhir perdagangan Rabu (8/5), rupiah di pasar spot kembali ke dekat level penutupan kemarin, setelah sempat melemah 40 poin di sesi intraday. Sore ini, mata uang berlambang Garuda parkir di level Rp 16.046,50 per dollar AS.   

Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka mencatat indeks dollar menguat pada hari ini. Pernyataan yang dilontarkan pejabat bank sentral AS menguntungkan dollar. Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menyebut terhentinya penurunan inflasi, yang sebagian besar disebabkan kuatnya pasar perumahan, berarti bank sentral perlu mempertahankan biaya kredit tetap stabil untuk jangka panjang dan mungkin sepanjang tahun ini. 

Hanya, Kashkari menyebut masih ada kemungkinan The Fed melakukan pemangkasan suku bunga, jika inflasi kembali mereda. Komentar tersebut muncul setelah pernyataan pejabat Fed pada Senin, yang cenderung mengindikasikan langkah bank sentral selanjutnya adalah menurunkan suku bunga. 

Sementara, kalender ekonomi sepi pada minggu ini, perhatian pasar lebih fokus pada pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan yang akan dilakukan Jumat, dan pidato sejumlah pejabat Fed termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman.

Baca Juga: Minim Amunisi, Laju Penguatan Rupiah Terjegal di Rp 16.046 per dollar

Di sisi lain, sentimen di dalam negeri kurang mendukung bagi rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir April 2024 senilai US$ 136,2 miliar, turun dibandingkan akhir Maret 2024 yang mencapai US$ 140,4 miliar. Cadev menyusut karena pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. 

Posisi cadangan devisa kini setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini masih di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.

Ibrahim memprediksi, pada perdagangan Senin depan, mata uang rupiah akan fluktuatif. Namun, ada peluang ditutup menguat di rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News