MOMSMONEY.ID – Sering kali masyarakat salah paham dan mengabaikan penyakit cacar api atau herpes zoster. Banyak diantaranya berasumsi bahwa penyakit cacar api hanya penyakit kulit biasa, menyerang lanjut usia dan merupakan penyakit jangka pendek saja.
Berangkat dari kondisi ini, Halodoc sebagai ekosistem layanan kesehatan digital berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran publik melalui edukasi mendalam dengan dukungan ahli medis dan tren kesehatan terkait penyakit cacar api.
Dokter Frieda, Mitra Dokter Spesialis Halodoc mengatakan, cacar api adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, virus yang sama dengan penyebab penyakit cacar air. Setelah seseorang pulih dari cacar air, virus ini tidak hilang sepenuhnya, melainkan bersembunyi di jaringan saraf dan dapat aktif kembali di kemudian hari, sehingga menyebabkan cacar api. “Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan lepuh dengan pasien yang sedang terinfeksi aktif,” katanya dalam siaran pers, Selas (17/6).
Baca Juga: Apa Saja Gejala Mpox atau Cacar Monyet? Intip Selengkapnya di Sini
Beberapa fakta terkait penyakit cacar api yang dirangkum oleh dokter Frieda selama webinar berlangsung, antara lain:
1.Cacar api merupakan penyakit yang menyerang saraf, menyebabkan nyeri yang hebat dan dapat membatasi aktivitas sehari-hari secara drastis.
2.Komplikasi yang paling ditakuti adalah Post Herpetic Neuralgia (PHN), yaitu nyeri saraf jangka panjang yang bisa berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan permanen, setelah ruam cacar api sembuh.
3.Pengobatan cacar api tidak cukup hanya dengan obat luar. Karena menyerang saraf, penyakit ini membutuhkan konsultasi intensif dengan dokter spesialis yang akan meresepkan pengobatan luar dan dalam.
4.Untuk pencegahan, langkah-langkah dasar seperti menjaga imunitas dan pola hidup sehat (gizi seimbang, olahraga teratur) sangatlah penting. Namun, vaksinasi telah terbukti 97% efektif untuk melindungi diri dari cacar api dan komplikasi seriusnya.
Menurut penelitian, risiko penyakit cacar api meningkat signifikan pada individu yang pernah mengalami cacar air sebelumnya, karena virus sudah ada di dalam tubuh mereka. Selain itu, risiko juga meningkat pada individu yang memiliki komorbid, stres berlebihan, berusia 50 tahun ke atas, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Sejalan dengan hal tersebut, Halodoc juga mencatat tren kesehatan terkait penyakit cacar api, dengan rata-rata 1.000 konsultasi per bulan. Menariknya, lebih dari 50% pasien yang berkonsultasi berusia antara 25-40 tahun. Dari sisi gender, komposisi pasien adalah 60% perempuan dan 40% laki-laki.
Timothy Raditya, Head of Product Marketing Halodoc mengatakan, data-data ini menegaskan bahwa penyakit cacar api dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Untuk itu, Halodoc berkomitmen penuh dalam mendukung edukasi dan mempermudah upaya pencegahan, salah satunya dengan akses vaksinasi cacar api melalui layanan Halodoc Homecare.
Cerita nyata dari para penyintas juga memiliki peran untuk mengedukasi lebih banyak masyarakat terkait penyakit cacar api. Salah satunya melalui cerita Ibu Natasha Vanessa, 40 tahun, yang membagikan cerita bahwa gejala awal cacar api sering tidak dikenali dan dipicu oleh stres berat. “Saya memiliki kondisi autoimun dan saat itu sedang mengalami stres berlebihan akibat tekanan pekerjaan, kemungkinan besar inilah yang menjadi pemicunya,” katanya.
Melalui edukasi ilmiah, tren kesehatan, dan kisah nyata dari para penyintas, dapat dipahami bahwa cacar api bukanlah penyakit yang bisa disepelekan. Untuk itu, Halodoc mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar lebih peduli terhadap upaya pencegahan sebelum terlambat.
Halodoc menyediakan berbagai rangkaian edukasi dan promosi khusus untuk vaksin Shingrix dalam aplikasi Halodoc. Untuk mendorong upaya pencegahan, Halodoc menawarkan promo vaksin Shingrix dari harga normal Rp 2,8 juta menjadi Rp 2,5 juta dengan kode promo SHINGRIXPR yang berlaku hingga 30 Juni 2025. Sebagai informasi tambahan, harga ini jauh lebih terjangkau dibandingkan di Singapura yang mencapai Rp 4,8 juta.
Baca Juga: Apa itu Mpox atau Cacar Monyet? Penyakit Menular yang Ditandai dengan Ruam Kulit
Selanjutnya: Link Pengumuman Hasil SPMB 2025 Provinsi Banten Jalur Domisili
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News