Keluarga

Bukan Memukul, Ini 5 Cara Positif untuk Mendisiplinkan Anak

Bukan Memukul, Ini 5 Cara Positif untuk Mendisiplinkan Anak

MOMSMONEY.ID - Moms, saat anak berperilaku buruk, dapat dimaklumi jika Anda merasa marah atau kesal. Namun, jangan lantas kemarahan atau kekesalan itu menjadikan Anda lepas kendali dan memukul mereka.

Meskipun memukul anak ditujukan untuk mendisiplinkan perilaku buruk mereka, tetapi cara ini sangat tidak dianjurkan dan sebaiknya dihindari oleh para orang tua. Pasalnya, memukul termasuk hukuman fisik yang memiliki efek disiplin jangka pendek, namun konsekuensinya bisa bertahan dalam jangka panjang.

Alih-alih memukul, coba praktikkan 5 strategi untuk mendisiplinkan anak Anda secara positif, sebagaimana dilansir dari Verywell Family berikut ini!

1. Ambil hak istimewa anak

Mengambil hak istimewa anak bukan ditujukan untuk menghukum anak supaya tunduk, tetapi untuk membantu mereka belajar membuat pilihan yang lebih baik di masa depan. Contoh hak istimewa anak dalam hal ini misalnya akses gadget, waktu bermain di luar rumah, atau camilan favorit mereka.

Baca Juga: 5 Minuman Alami yang Bermanfaat untuk Melancarkan BAB

Saat Anda berniat untuk menerapkan strategi disiplin ini, pastikan untuk menjelaskan kepada anak kapan hak istimewa mereka dapat diperoleh kembali.

Untuk membantu anak belajar dari kesalahannya, ambilah hak istimewa mereka untuk sementara waktu setidaknya selama 24 jam. Jika anak terus mengulangi perilaku buruknya, Anda bisa memperpanjang jangka waktu dari strategi disiplin ini.

2. Abaikan perilaku buruk anak yang ringan

Pengabaian selektif bisa bekerja lebih efektif daripada memukul. Ini bukan berarti Anda harus melihat ke arah lain saat anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak pantas. Tetapi Anda bisa mengabaikan perilaku mencari perhatian anak.

Ketika anak mencoba mendapatkan perhatian dengan cara merengek atau mengeluh, selalu ingat untuk tidak meresponsnya. Sebagai gantinya, berpura-puralah tidak mendengarkan rengekan anak. Apabila anak mulai berperilaku baik dan menghentikan rengekannya, kembalikanlah perhatian Anda kepada mereka.

Seiring waktu, anak akan belajar bahwa perilaku sopan merupakan cara terbaik untuk mendapatkan perhatian sekaligus memenuhi kebutuhan mereka.

3. Berikan konsekuensi logis

Konsekuensi logis adalah cara yang bagus untuk membantu mendisiplinkan anak yang memiliki masalah perilaku tertentu. Secara khusus, konsekuensi logis berkaitan dengan perilaku buruk.

Contoh dari penerapan konsekuensi logis yaitu tidak membiarkan anak makan camilan favoritnya jika mereka tidak mau makan malam. Atau, tidak membiarkan anak bermain di sisa hari jika mereka tidak mau merapikan mainannya.

Nah, dengan menghubungkan konsekuensi secara langsung ke masalah perilaku anak, itu akan membantu anak melihat bahwa setiap pilihan mereka memiliki konsekuensi yang otomatis.

Baca Juga: 6 Kesalahan dalam Mencukur Bulu Kaki yang Harus Dihindari

4. Terapkan konsekuensi alami

Konsekuensi alami memungkinkan anak-anak untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri. Misalnya, jika anak mengatakan bahwa mereka tidak mau memakai jaket di kala cuaca dingin, maka Anda cukup membiarkan mereka ke luar rumah tanpa jaket dan merasa kedinginan.

Intinya, biarkan anak mendapatkan konsekuensi alami dari setiap tindakannya selagi itu tidak membahayakan mereka.

5. Tawarkan hadiah untuk perilaku baik

Alih-alih memukul anak karena perilaku buruknya, coba tawarkan hadiah kepada anak untuk setiap perilaku baik mereka. Contoh, jika anak sering bertengkar dengan saudara kandungnya, buatlah sistem penghargaan guna memotivasi mereka agar bisa bergaul lebih baik dengan saudaranya.

Memberikan hadiah saat anak berhasil berperilaku baik cenderung dapat mengubah perilaku buruk mereka dengan cepat. Hadiah akan membantu anak untuk fokus pada apa yang perlu mereka lakukan guna mendapatkan hak istimewa daripada menekankan perilaku buruk yang seharusnya mereka hindari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News