MOMSMONEY.ID - Bos AirAsia mengungkapkan penyebab harga tiket pesawat di Indonesia mahal dan menyampaikan usulan untuk menurunkan harga tiket.
CEO Capital A Berhad Tony Fernandes menyampaikan usulan yang akan berkontribusi dalam penurunan harga tiket penerbangan domestik yang akan disampaikan pada pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya harga tiket adalah pajak ganda yang dikenakan pada penerbangan domestik, di mana pajak diberlakukan baik pada bahan bakar pesawat maupun harga tiket penumpang.
Tony Fernandes juga menyampaikan usulan penghapusan bea masuk untuk suku cadang pesawat, yang diharapkan dapat secara signifikan menurunkan struktur biaya operasional maskapai.
Dengan mengurangi beban pajak dan bea masuk ini, harapannya, harga tiket penerbangan domestik dapat lebih terjangkau, sehingga mampu mendorong peningkatan minat wisatawan, khususnya dalam negeri, untuk kembali bepergian dan mendukung pemulihan industri pariwisata nasional.
Baca Juga: AirAsia Buka Penerbangan Langsung ke Hong Kong dari Bali dan Jakarta
Selain pajak dan bea masuk, Tony Fernandes juga mengusulkan kepada pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan tarif batas atas tiket penerbangan domestik.
Peninjauan batas ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi maskapai dalam menetapkan harga berdasarkan permintaan dan biaya operasional yang dinamis, sekaligus mendorong persaingan yang sehat di industri penerbangan.
"Dengan terciptanya kompetisi yang lebih kuat, maskapai dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif, sehingga berpotensi menurunkan rata-rata harga tiket secara keseluruhan," kataa Tony dalam pernyataan tertulis.
"Tinjauan ini akan mendukung pertumbuhan industri penerbangan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian nasional," ujar dia.
Untuk memperkuat posisinya di Indonesia, Indonesia AirAsia tengah menjajaki berbagai sumber pendanaan, baik dari publik melalui bursa saham, maupun lembaga perbankan, dengan tujuan menambah armada dari 25 menjadi 100 pesawat pada tahun 2031.
Langkah ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata Indonesia dan memperkuat konektivitas domestik maupun internasional dengan mengintegrasikan rute internasional dan rute domestik melalui layanan penerbangan lanjutan (fly-thru).
Baca Juga: AirAsia Tambah Rute Kinabalu-Manado
Harapannya, inisiatif tersebut dapat meningkatkan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia.
AirAsia juga sedang dalam tahap finalisasi kerjasama yang telah disepakati tahun lalu dengan Garuda Group, yang mencakup interlining beberapa rute penerbangan AirAsia dengan Citilink.
Kemitraan ini bertujuan untuk menghubungkan rute AirAsia dengan Citilink baik itu internasional maupun domestik, sehingga memperluas jangkauan jaringan penerbangan kedua maskapai, membuka lebih banyak kesempatan bagi wisatawan dalam menjelajahi berbagai destinasi di Indonesia.
Di sektor logistik, melalui unit bisnis Teleport, AirAsia juga telah melakukan kolaborasi strategis dengan Garuda Indonesia di bidang kargo sejak 2023. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan logistik di Indonesia dan kawasan Asia-Pasifik.
Untuk memperkuat operasional AirAsia di Indonesia, sebagai salah satu lini bisnis Capital A, Asia Digital Engineering (ADE) berencana membangun bisnis pemeliharaan pesawat (MRO) dengan mendirikan hanggar yang akan difokuskan pada pemeliharaan dan perbaikan pesawat.
Beberapa bandara yang tengah dipertimbangkan sebagai lokasi fasilitas tersebut antara lain Soekarno-Hatta, Surabaya, atau Makassar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News