BisnisYuk

Begini yang Dilakukan Luxcrime untuk Bisa Bersaing dalam Perang Harga di Marketplace

Begini yang Dilakukan Luxcrime untuk Bisa Bersaing dalam Perang Harga di Marketplace

MOMSMONEY.ID - Dalam menghadapi persaingan di marketplace yang semakin kompetitif, khususnya perang harga, Luxcrime yang merupakan bagian dari brand portofolio Hypefast menyadari pentingnya pendekatan strategis untuk membantu brand lokal bertahan. 

Fenomena perang harga ini merambah hampir semua kategori, mulai dari fashion hingga produk kecantikan dan perawatan kulit, membuat brand lokal menghadapi tantangan besar dari kompetitor domestik maupun internasional, terutama dari China dan Korea yang memperburuk persaingan harga di sektor ini.

Perang harga yang kian sengit tidak hanya menuntut brand untuk bersaing dalam hal harga, tetapi juga strategi yang inovatif dan efisien.

Melisa Andriani, General Manager Luxcrime,mengungkapkan bahwa perang harga pasti akan terjadi di semua sektor, terutama sektor fast moving atau FMCG, salah satunya di industri kecantikan.

Baca Juga: Brand Kecantikan Luxcrime Terus Berinovasi, Rilis 12 Produk dalam Setahun

“Banyak brand masuk dengan menawarkan harga yang murah dengan klaim yang tidak kalah hebat. Namun bukan berarti kami sebagai brand harus terbawa arus dengan melakukan strategi yang sama,” ujar Melisa.

Luxcrime  percaya bahwa dalam menjual kosmetik, brand harus tahu siapa target konsumennya dan apa yang konsumen inginkan.

“Luxcrime menargetkan konsumen dewasa muda yang kritis dan aktif di media sosial. Maka, kami membuat inovasi produk lewat bentuk packaging yang unik dan mudah dikenali,” tambah Melisa.

Pendekatan ini terbukti efektif. Luxcrime dikenal sebagai brand yang selalu berinovasi dan mendengarkan kebutuhan konsumennya. Meskipun produk Luxcrime bukan yang termurah, brand ini tetap tumbuh pesat dengan tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi.

Baca Juga: Usai Penjualannya Tembus 10 juta, Luxcrime Bidik Pengguna Two Way Cake Kulit Kering

Dari data Shopee tercatat 37% pelanggan Luxcrime yang membeli di platform tersebut adalah pelanggan loyal. “Pada akhirnya, pelanggan loyal adalah aset pemasaran terbaik
dari brand itu sendiri,” ungkap Melisa.

Melihat begitu dinamisnya tren pasar dan kompetisi untuk memenangkan hati pelanggan di antara pemain retail Tanah Air, CEO dan pendiri Hypefast, Achmad Alkatiri, turut  memberikan komentarnya.

Achmad bilang bahwa dalam menghadapi perang harga yang kian sengit, pihaknya di Hypefast percaya bahwa inovasi dan efisiensi dalam setiap aspek operasional menjadi kata kunci.

"Brand lokal harus mampu menciptakan nilai unik yang sulit ditandingi oleh kompetitor, baik sesama produk lokal maupun komoditi impor. Nilai ini dapat tercermin dari kualitas dan penawaran produk, hingga bagaimana brand berinteraksi dengan para pelanggannya," kata Achmad. 

Menurutnya, inilah yang akan membuat brand lokal tidak hanya bertahan tetapi juga mampu berkembang pesat di tengah persaingan yang semakin ketat. 
 

Selanjutnya: Praktik Judi Online Marak di Indonesia, Ini Sikap AFTECH

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News