MOMSMONEY.ID - SEEK, perusahaan induk yang membawahi Jobstreet dan Jobsdb, merilis temuan terbaru mereka soal tren penipuan lowongan di dunia kerja di seluruh Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dalam rangka International Fraud Awareness Week.
Temuan ini mengungkap bagaimana para pelaku penipuan (scammer) menyesuaikan taktik mereka untuk memanfaatkan kondisi pasar kerja lokal dan kebutuhan ekonomi masyarakat.
Sistem deteksi penipuan dari SEEK menemukan, ada pola yang unik selama periode Juli 2024 hingga Juni 2025.
Para pelaku penipuan menunjukkan strategi penargetan yang canggih, yang berbeda-beda antara Australia dan Selandia Baru dengan enam negara di Asia tempat SEEK juga beroperasi yakni Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
“Kami melihat para penipu ini semakin canggih dalam menargetkan tiap pasar yang berbeda,” kata Tom Rhind, Head of Trust & Safety, SEEK, dalam keterangan tertulis, Jumat (21/11).
Dia juga mengatakan, para penipu menyesuaikan pendekatan mereka untuk setiap pasar dengan menargetkan jenis pekerjaan dan industri di mana mereka tahu para pencari kerja berada di posisi paling rentan.
Baca Juga: Jobstreet by SEEK Upgrade Teknologi Pencocokan Berbasis AI, Perekrutan Makin Efisien
Data menunjukkan, posisi Administration & Office Support tetap menjadi target utama di semua pasar. Di kawasan Asia, posisi yang sebagian besar merupakan pekerjaan tingkat entry-level mencakup 29% dari total iklan lowongan palsu, dibandingkan dengan 17% di Selandi Baru.
Indonesia tercatat sebagai hotspot penipuan lowongan kerja terbesar, yang menyumbang 38% dari seluruh upaya penipuan di Asia Pasifik dan 62% dari total penipuan lowongan kerja di kawasan Asia. Filipina menyusul sebagai target kedua terbesar, dengan porsi 20% dari upaya penipuan di Asi Pasifik.
Menurut Willem Najoan, Operations Director Indonesia, Jobstreet by SEEK, lewat temuan ini, Indonesia yang merupakan salah satu sasaran penipuan lowongan pekerjaan sangat mengkhawatirkan dan mengkonfirmasi urgensi yang tinggi.
“Kita tidak lagi hanya berbicara soal kerugian finansial, tetapi juga risiko keamanan serius di mana job scam telah berevolusi menjadi pintu masuk kejahatan terorganisir seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang yang menyasar warga Indonesia,” ujarnya.
Di Indonesia, kategori pekerjaan yang menjadi target penipu di Indonesia per Oktober 2025 antara lain:
Pertama, administration & office support dengan total pekerjaan yang terdeteksi penipuan sebesar 39,36%.
Baca Juga: Ini Alasan Utama Generasi Muda Jadi Target Utama Penipuan Lowongan Kerja via SMS
Peran yang paling banyak terdapat penipuan lowongan adalah untuk peran pekerjaan seperti admin toko online, admin e-commerce, dan data entry.
Kedua, kategori pekerjaan manufaktur, transportasi dan logistik sebesar 21,06%. Iklan lowongan pekerjaan di kategori ini menargetkan posisi operasional gudang seperti staff gudang.
Ketiga, kategori retail & consumer products dengan total pekerjaan yang terdeteksi penipuan sebesar 12,23%, kategori trades & services sebesar 7,98%, dan hospitality & tourism sebesar 5,74%.
Tom Rhind bilang, posisi administrasi dan office support memang sangat rentan lantaran tidak menuntut gelar khusus atau pengalaman yang mendalam.
Tak hanya itu, posisi di bidang sales juga menunjukkan pola serupa karena sering menjanjikan pekerjaan cepat dan penghasilan berbasis komisi, yang menarik bagi para pencari kerja yang sangat membutuhkan pemasukan.
“Jika digabungkan, kategori-kategori tingkat entry-level ini menciptakan kelompok calon korban yang lebih besar. Hal ini mempermudah para pelaku penipuan untuk semakin menebar penipuan lowongan kerja yang terlihat meyakinkan,” sebutnya.
Selanjutnya: XLSmart (EXCL) Bagi Dividen Perdana Pasca Merger, Intip Rekomendasi Sahamnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News