MOMSMONEY.ID - Cerita rakyat Indonesia begitu kaya mulai dari legenda, hikayat, dan nilai moral. Sayangnya, sekarang makin jarang diceritakan karena anak muda lebih sibuk sama gadget dan tren modern.
Tenang, ada cara seru agar cerita-cerita leluhur tetap hidup di telinga generasi baru. Dari festival mendongeng hingga workshop interaktif, anak-anak bisa belajar sekaligus bersenang-senang.
Maya Miranda Ambarsari, Ketua Pembina Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB), menekankan pentingnya literasi budaya. Menurutnya, mendongeng bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana anak-anak menemukan jati diri bangsa.
Sebagai contoh nyata, Festival Storytelling Cerita Rakyat “Suara Nusantara” 2025 yang berlangsung 15–16 November di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, ada tiga hal yang bisa dikembangkan :
Pertama, mendongeng. Lewat cerita, anak-anak diajak menyelami kisah-kisah leluhur sekaligus menanamkan nilai kebaikan.
Cahaya Manthovani, Ketua Panitia Festival sekaligus Ketua Harian YIPB, berharap, anak-anak tidak hanya mendengar cerita.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan di Usia 20-an, Anak Muda Wajib Tahu
"Tetapi juga merasakan kedekatan dengan Tanah Air," ungkapnya dalam keterangan tertulis Selasa (18/11).
Kedua, belajar melalui workshop. Festival ini menghadirkan sesi “Semua Bisa Mendongeng” bersama Kak Onie dari Ayo Dongeng Indonesia (AyoDi).
Cara ini membuat anak-anak dan masyarakat belajar mendongeng dengan cara yang seru dan interaktif.
Ketiga, memanfaatkan wadah publik. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menekankan pentingnya ruang baca di sekolah, RPTRA, dan taman kota.
Ruang-ruang seperti ini menjadi tempat agar cerita rakyat bisa terus digemakan, bahkan bisa dibukukan untuk generasi mendatang.
Selanjutnya: BI Rate Diramal Turun ke 4,50%, Simak Penjelasan Ekonom
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News