AturUang

AFPI: Literasi Keuangan Harus Dimulai dari Pemahaman Paling Sederhana, Bijak Meminjam

AFPI: Literasi Keuangan Harus Dimulai dari Pemahaman Paling Sederhana, Bijak Meminjam

MOMSMONEY.ID - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menekankan, literasi keuangan harus dimulai dari pemahaman paling sederhana, yakni bijak meminjam agar tidak terjebak “gali lubang tutup lubang”.

Untuk itu, AFPI menghadirkan program yang mengupas beragam tema literasi keuangan digital, khususnya mengenai pinjaman daring (pindar) yang sehat, legal, dan bertanggung jawab.

Dalam Siaran Literasi Pinjaman Daring Terlama, lebih dari 25 topik dalam 50+ sesi digelar. Mulai dari pemahaman dasar mengenai peer-to-peer (P2P) lending, literasi keuangan digital, bahaya pinjol ilegal, hingga peran industri pindar dalam sinergi membangun perekonomian nasional.

Pesan utama yang ditekankan adalah literasi keuangan harus dimulai dari pemahaman paling sederhana, bijak meminjam agar tidak terjebak “gali lubang tutup lubang”, dan senantiasa mengedepankan responsible lending.

Selama 25 jam, diskusi menghadirkan beragam perspektif yakni peran strategis pindar dalam mendukung inklusi keuangan, upaya perlindungan konsumen dari regulator dan penyelenggara, hingga inovasi dan peluang bisnis di era digital.

Baca Juga: Mitigasi Gagal Bayar, OJK Minta Pindar Perkuat Manajemen Risiko

Beberapa sesi unggulan antara lain: “Mengawal Asta Cita: Sinergi Pembangunan Nasional dan Peran Industri Pindar”, “Cerdas Finansial – Kolaborasi untuk Masyarakat yang Berdaya”. 

Lalu, “Era Baru Pindar Terintegrasi SLIK”, “Ekonomi Desa di Era Digital: Akses Modal dan Literasi Keuangan”, hingga “Pindar vs Pinjol, Membangun Kesadaran Publik atas Risiko Pinjaman Ilegal”.

Selain itu, topik-topik yang lebih humanis juga dikupas, mulai dari “Money Detox – Bersih-Bersih Kebiasaan Boros”, “Tips Keuangan Syariah untuk Generasi Digital”, hingga “Kreativitas dalam Mengelola Keuangan: Belajar dari Penulis dan Banker”.

“Literasi keuangan adalah kunci untuk membuka peluang dan memberi keberdayaan bagi banyak keluarga dan pelaku usaha,” ujar Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar dalam keterangan resmi, Senin (25/8).

Kisah inspiratif dari penerima manfaat pindar, Amelia, pemilik UMKM Mie Asok Sukajadi, yang berbagi cerita mengelola keuangan dalam perjalanan usahanya. 

Amelia menggambarkan bagaimana literasi dan akses keuangan digital dapat memberi perubahan nyata bagi kehidupan masyarakat. Semangat inilah yang ingin terus didorong AFPI melalui program-program edukasi berkelanjutan.

Baca Juga: Paylater Bukan Pinjol, Yuk Pahami Potensi dan Risiko Paylater

Seperti diketahui, pelaku usaha jasa keuangan memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan kegiatan literasi dan inklusi keuangan setiap tahunnya.

OJK menilai siaran literasi ini sebagai upaya yang patut menjadi contoh dalam rangka peningkatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyampaikan, literasi yang baik akan melindungi masyarakat dari potensi risiko sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap penyelenggara pindar.

“Literasi keuangan tidak boleh berhenti di layar YouTube, tetapi harus menjangkau rumah tangga, anak muda, hingga para pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia,” kata dia.

“Dengan pengetahuan yang cukup, mereka bisa lebih berdaya, mengambil keputusan keuangan yang tepat, dan mengembangkan usahanya tanpa rasa takut atau ragu,” imbuhnya.

Selanjutnya: Promo Dunkin via GrabFood 25-31 Agustus, Beli 6 Gratis 6 Donut Bayar Rp 81.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News