MOMSMONEY.ID - Ternyata ini kebiasaan finansial yang membuat miskin menurut Warren Buffett lo. Apa saja, ya?
Warren Buffett sudah puluhan tahun mempelajari pola pikir dan kebiasaan yang membedakan orang kaya dengan mereka yang kesulitan secara finansial.
Dari pengamatan dan pengalamannya, ia menemukan ada beberapa kebiasaan yang secara konsisten menjadi penghalang utama seseorang untuk bisa membangun kekayaan jangka panjang.
Kebiasaan ini biasanya lahir dari kesalahan berpikir dan pengelolaan uang yang salah. Jika terus dibiarkan, dampaknya menumpuk dari waktu ke waktu hingga membuat kebebasan finansial semakin sulit dicapai.
Karena itu, mengenali sekaligus menghindari perilaku-perilaku ini sangat penting bagi siapa pun yang ingin memperbaiki kondisi keuangannya.
Baca Juga: Pebisnis Merapat! Inilah Tips Mengelola Keuangan Bisnis Anda
Melansir dari laman New Trader U, berikut ini beberapa kebiasaan finansial yang membuat miskin menurut Warren Buffett:
1. Hidup di luar batas kemampuan
Buffett pernah berkata, “Jika Anda membeli barang yang tidak dibutuhkan, cepat atau lambat Anda harus menjual barang yang sebenarnya dibutuhkan.” Hidup melebihi kemampuan finansial adalah salah satu kebiasaan paling merusak.
Masalahnya tidak hanya soal belanja berlebihan, tapi juga lifestyle creep atau gaya hidup yang ikut naik setiap kali pendapatan bertambah. Akibatnya, tidak ada ruang untuk menabung atau berinvestasi.
Begitu muncul keadaan darurat, orang yang terbiasa boros terpaksa menjual aset atau berutang, dan kondisi ini memperburuk situasi keuangan mereka.
Buffett menekankan pentingnya hidup sederhana, jauh di bawah kemampuan, agar ada sisa uang yang bisa ditabung dan diinvestasikan. Bedakan mana kebutuhan, mana sekadar keinginan.
2. Tidak mau belajar soal keuangan
Menurut Buffett, “Risiko datang dari tidak tahu apa yang sedang Anda lakukan.” Banyak orang sulit berkembang karena malas mempelajari cara kerja uang, investasi, dan pasar.
Buffett sendiri adalah pembaca ulung, menghabiskan berjam-jam setiap hari untuk membaca dan belajar. Ia percaya, pengetahuan itu ibarat bunga majemuk, bertambah nilainya seiring waktu.
Tanpa pemahaman dasar soal keuangan, orang lebih mudah terjebak skema cepat kaya atau membuat keputusan investasi yang gegabah.
3. Mengabaikan investasi pada diri sendiri
Buffett berulang kali menegaskan, “Investasi terbaik adalah investasi pada diri Anda sendiri.” Maksudnya bukan hanya pendidikan formal, tapi juga mengasah keterampilan, menjaga kesehatan, dan mengembangkan diri.
Kemampuan menghasilkan uang adalah aset paling berharga yang dimiliki setiap orang. Jika keterampilan tidak diperbarui atau kesehatan terabaikan, peluang untuk meningkatkan penghasilan akan semakin kecil.
Buffett menilai, biaya untuk pengembangan diri bukanlah pengeluaran, melainkan investasi dengan imbal hasil tertinggi.
Baca Juga: 15 Tips Mengelola Keuangan Pribadi yang Efektif, Pemula Wajib Tahu
4. Terjebak utang dan leverage berlebihan
Buffett kerap mengingatkan, banyak orang hancur karena utang dan leverage. Ia berkata, “Saya sudah melihat lebih banyak orang gagal karena minuman keras dan leverage. Jika Anda pintar, Anda bisa kaya tanpa harus berutang.”
Masalah utang adalah efek gandanya. Keuntungan bisa lebih besar, tapi kerugiannya juga bisa berlipat. Begitu pasar jatuh, orang dengan leverage tinggi sering dipaksa menjual aset di waktu yang salah.
Utang kartu kredit juga termasuk berbahaya karena bunganya tinggi. Buffett lebih memilih cara konservatif, yakni sabar membangun kekayaan dengan disiplin, bukan dengan risiko berlebihan.
5. Hanya mengejar untung cepat
Buffett punya perumpamaan terkenal, “Seseorang duduk di bawah pohon hari ini karena ada orang lain yang menanam pohon itu bertahun-tahun lalu.” Ucapan ini menekankan pentingnya berpikir jangka panjang.
Banyak orang gagal karena ingin cepat kaya dan akhirnya terjebak spekulasi. Padahal, strategi Buffett adalah sabar menanam investasi jangka panjang di perusahaan berkualitas. Dengan cara ini, efek bunga majemuk bisa bekerja, mengubah tabungan biasa menjadi kekayaan besar dari waktu ke waktu.
6. Menabung hanya kalau ada sisa
Menurut Buffett, “Jangan menabung dari sisa belanja, tapi belanjakan sisa dari tabungan.” Sayangnya, kebanyakan orang melakukan kebalikannya.
Dengan memprioritaskan tabungan di awal, seseorang bisa membangun dasar keuangan yang kuat. Kebiasaan ini menciptakan dana darurat sekaligus modal untuk investasi di masa depan. Meskipun jumlahnya kecil, konsistensi akan membuat tabungan tumbuh besar berkat bunga majemuk.
Baca Juga: 10 Cara Jitu Mendapatkan 100 Juta Pertama di Usia Muda
7. Memelihara kebiasaan buruk dalam keuangan
Buffett pernah berkata, “Rantai kebiasaan terlalu ringan untuk dirasakan, sampai akhirnya terlalu berat untuk dipatahkan.” Maksudnya, kebiasaan buruk kecil dalam mengelola uang lama-lama bisa menghancurkan finansial.
Contohnya seperti belanja karena emosi, malas mencatat pengeluaran, tidak punya anggaran, atau berinvestasi berdasarkan rasa takut dan serakah. Setiap keputusan buruk akan memicu keputusan buruk berikutnya, hingga akhirnya menciptakan spiral ke bawah.
Sebaliknya, kebiasaan baik yang kecil bila konsisten dilakukan akan membentuk fondasi keuangan yang sehat. Buffett sendiri sukses karena kebiasaan disiplin: membaca, berpikir jangka panjang, menghindari risiko tak perlu, dan menjaga emosi.
Nah, itulah beberapa kebiasaan finansial yang membuat miskin menurut Warren Buffett. Menurut Buffett, kemiskinan bukan hanya soal nasib, tapi juga hasil dari kebiasaan yang salah kelola. Dengan menyadari tujuh kebiasaan yang merusak ini, Anda bisa mulai membangun pola baru yang lebih sehat.
Selanjutnya: Semua Kode Redeem ML September 2025, Cek yang Masih Aktif dan Cara Menggunakannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News