MOMSMONEY.ID - Harga Bitcoin akhirnya menembus level US$ 50.000 untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Raja aset kripto ini mulai menyentuh level psikologis itu pada awal sesi perdagangan di AS hari Senin.
Coinmarketcap mencatat, hingga Selasa (13/2) pukul 15.20 WIB, Bitcoin dibanderol seharga US$ 50.089 atau setara Rp 782,31 juta. Harganya naik 4% dalam 24 jam terakhir. BTC terakhir kali menjejak level psikologis US$ 50.000 pada Desember 2021 silam.
Dengan kenaikan hari ini, maka harga Bitcoin telah melompat sekitar 18% sepanjang tahun ini berjalan.
Mengutip channelnewsasia.com, kenaikan harga yang signifikan ini menandakan bangkitnya kepercayaan investor, yang dipicu oleh kemajuan peraturan terkini dan antisipasi penurunan suku bunga lebih lanjut. Industri kripto mencapai kemajuan dari sisi regulasi setelah Januari lalu, otoritas bursa AS merestui produk ETF Bitcoin Spot diperdagangkan di bursa Amerika.
“US$ 50.000 merupakan tonggak penting bagi Bitcoin setelah peluncuran ETF spot bulan lalu, yang tidak hanya gagal menghasilkan pergerakan di atas level psikologis utama, tetapi juga menyebabkan aksi jual sebesar 20%,” kata Antoni Trenchev, salah satu pendiri Nexo, platform pinjaman kripto, melansir channelnewsasia.com, Selasa (13/2).
Baca Juga: Ekonomi Dunia Ambruk, Robert Kiyosaki Peringatkan untuk Beli 3 Aset Investasi Ini
Arus masuk dana pada produk ETF sangat kuat minggu lalu dan ada sinyal akumulasi oleh investor institusi, yang didorong oleh persetujuan ETF Bitcoin spot dan ekspektasi izin serupa untuk ETF Ethereum. Menurut coindesk.com, ada arus masuk dana segar bersih senilai lebih dari US$1,1 miliar.
Mengingat terobosan BTC ke atas US$ 48.000, Markus Thielen, Kepala Riset 10x Research, mengatakan, Bitcoin berpotensi mencapai level US$ 52.000. “Kemungkinan Bitcoin akan mencapai target US$ 52.000 dalam satu reli besar, dan momentumnya terus membangun sisi bullish,” tulis Thielen dalam laporan hari Senin, seperti dilansir coindesk.com, Senin (13/2).
Laju harga Bitcoin juga sejalan dengan aset berisiko lainnya di negara Uncle Sam. Indeks saham di Wall Street naik pada hari Senin. Analis dan ekspektasi pasar keuangan menunjukkan bulan Mei sebagai awal yang potensial untuk penurunan suku bunga di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News