MOMSMONEY.ID - PT Glico Manufacturing Indonesia (GMI), anak usaha Ezaki Glico Co., Ltd (Glico group) optimismis bisnisnya mampu tumbuh meski ketidakpastian perekonomian saat ini. Presiden Direktur PT Glico Manufacturing Indonesia, Bhakti Priyana menilai industri makanan ringan di Indonesia dari tahun ke tahun pertumbuhannya tak menentu. Usai pandemi melanda, Bhakti mencatat pertumbuhan penjualan makanan ringan atau camilan diatas 10%.
“Memasuki tahun 2023 sedikit melemah karena saat itu harga BBM naik dan berpengaruh ke bisnis makanan ringan. Lalu, tahun 2024 pasar juga slow down. Sekarang mulai ada pergerakan tapi perlahan. Kedepan kami yakin masih tumbuh walau single digit,” ujar Bhakti kepada awak media di kantor Glico Manufacturing Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (21/8).
Demi menumbuhkan penjualannya, Bhakti menuturkan Glico menyiapkan berbagai strategi. Seperti melakukan inovasi produk, menjaga kualitas, keamanan makanan dan perluas area distribusi. Bicara soal inovasi, Bhakti mengatakan pertengahan tahun ini, Glico telah meluncurkan camilan dengan label Alfie. Produk berupa cokelat renyah ini sudah dipasarkan di supermarket modern seperti Hari-hari swalayan, Naga Swalayan dan supermarket modern di luar Jawa seperti Borma, Rita dan lainnya.
Di samping itu, Glico juga memiliki tiga produk andalan yakni Pocky, Pretz dan Pejoy. “Kalau Pocky 90% penjualannya, sisanya mengikuti,” tuturnya.
Baca Juga: Promo Alfamart Carnaval Ice Cream 11-15 Juli 2025, Glico Mochi Beli 2 Cuma Rp 5.000
Demi menarik perhatian, Bhakti menuturkan Glico juga mengeluarkan produk-produk limited edition. Misalnya Pocky rasa semangka yang saat dikeluarkan banyak diminati konsumen. Ada juga Pocky gula aren yang kala itu ramai kopi gula aren. “Untuk produk limited edition hanya dipasarkan tiga sampai enam bulan. Dan produksinya puluhan ribu pack,” ucap Bhakti kepada KONTAN.
Tahun ini, Bhakti menerangkan Glico masih akan mengeluarkan inovasi sembari memperluas pasar distribusinya. Tidak hanya menjual produk Glico di supermarket modern, Bhakti bilang saat ini Glico sudah merambah pasar tradisional untuk ukuran kecil atau sachet. Mengenai presentase penjualan produk Glico di modern market kata Bhakti capaiannya masih lebih tinggi yakni 65%, disusul pasar tradisional 25% dan e-commerce 5%.
“Ekspansi ya, karena Indonesia pasar yang strategis dimana usia produktif cukup banyak,” imbuhnya.
Selain inovasi dan ekspansi area distribusi pasar, Glico Indonesia juga fokus menjaga kapasitas produksi di pabrik baru dibangun tahun 2023 lalu. Pabrik yang berlokasi di Karawang Jawa Barat ini merupakan pabrik kelima dan yang terbesar yang dimilliki Glico Group untuk memproduksi semua jenis produk “Pocky”. Pabrik ini memiliki luas area sekitar 60.000 meter persegi dan luas bangunan sekitar 57.000 meter persegi.
Baca Juga: Jadwal One Piece Episode 1141: Dorry dan Brogy Tiba di Egghead!
Untuk pembangunan pabrik ini, Glico Group menggelontorkan investasi sebesar Rp 693,3 miliar. Jumlah investasi ini sepenuhnya (100%) bersumber dari kantong perusahaan Glico Group. Pabrik ini juga memasang panel surya untuk menurunkan emisi karbon. “Sebelum bangun pabrik, Glico Group di Jepang meminta untuk bangun panel surya,” terangnya.
Kapasitas produksi di pabrik yang baru dibangun itu dijelaskan Bhakti tak sepenuhnya didistribusikan di Indonesia. Sebesar 70% untuk pasar domestik sementara 30% sisanya diekspor ke Amerika Serikat dan Asia Tenggara. Kedepannya, Bhakti meyakini akan memperkuat kapasitas produksi di Indonesia untuk mempercepat laju bisnisnya. Meskipun salah satu kendalanya harga jual di Indonesia masih rendah.
“Harga di sini masih rendah dibanding luar negeri. Harga bensin atau makanan kalau kita konversi ke dollar masih rendah. Ini tantangannya, bagaimana kita menjual makanan rasa bintang lima tapi harga kaki lima. Sementara Jepang tidak kompromi dengan kualitas makanan,” beber Bhakti lagi.
Baca Juga: 4 Pelajaran dari Pendidikan Berbasis Militer untuk Mahasiswa
Selanjutnya: Mengenal Apa Itu Tes DNA Paternitas untuk Mengetahui Ayah Kandung Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News