AturUang

Tren Berbelanja Meningkat di 2025, Kenali Penyebab dan Cara Cerdas Mengatasinya

Tren Berbelanja Meningkat di 2025, Kenali Penyebab dan Cara Cerdas Mengatasinya

MOMSMONEY.ID - Tekanan berbelanja di tahun 2025 semakin menjadi tantangan, terutama di tengah dominasi media sosial dan dorongan gaya hidup serba instan.

Banyak orang merasa terjebak dalam pola pengeluaran berlebihan akibat pengaruh teman sebaya, pola asuh masa kecil, dan keinginan untuk diterima dalam lingkungan sosial.

Menurut Better Money Habits, dengan memahami sumber tekanan berbelanja dan cara mengatasinya menjadi kunci untuk menjaga kestabilan keuangan dan kesejahteraan pribadi.

Pengaruh media sosial dalam tekanan berbelanja

Media sosial berperan besar dalam meningkatkan tekanan berbelanja di 2025. Setiap hari, pengguna dibanjiri konten tentang liburan mewah, produk tren, dan gaya hidup glamor yang dipamerkan oleh teman maupun influencer.

Iklan yang disesuaikan oleh algoritma juga semakin memperkuat godaan untuk berbelanja.

Fenomena ini memicu FOMO (fear of missing out) yang mendorong orang untuk membelanjakan lebih dari kemampuan mereka. Rasa ingin mengikuti standar hidup orang lain membuat tekanan berbelanja semakin sulit dikendalikan.

Akibatnya, banyak orang merasa harus memiliki barang atau pengalaman serupa agar tetap diterima dalam lingkungannya.

Baca Juga: 5 Strategi Cerdas Mengelola Keuangan saat Dana Darurat Habis tahun 2025

Pola asuh masa kecil memengaruhi tekanan berbelanja

Pola asuh dan pengalaman masa kecil turut mempengaruhi cara seseorang menghadapi tekanan berbelanja di 2025. Kebiasaan keluarga yang mengutamakan konsumsi berlebihan atau menggunakan belanja sebagai pelarian emosi, kerap terbawa hingga dewasa.

Hal ini menciptakan pola pikir bahwa belanja adalah cara untuk meredakan stres atau meningkatkan status sosial.

Selain itu, anak yang tumbuh dalam keluarga dengan batasan pengeluaran yang longgar bisa saja menganggap uang selalu tersedia. Akibatnya, mereka cenderung kurang berhati-hati saat menghadapi tekanan berbelanja di masa dewasa.

Tanpa disadari, pembelian impulsif pun sering terjadi demi memuaskan emosi sesaat.

Dampak emosional dalam tekanan berbelanja

Tekanan berbelanja di 2025 tidak hanya bersifat sosial, tetapi juga emosional. Setiap pembelian bisa memicu pelepasan dopamin, zat kimia otak yang memberikan rasa senang. Inilah yang membuat belanja terasa menyenangkan dan sering diulang meski tidak diperlukan.

Saat seseorang menghadapi emosi negatif, seperti cemas atau kesepian, tekanan berbelanja bisa menjadi pelarian yang instan. Tanpa refleksi diri, kebiasaan ini berisiko membuat pengeluaran tidak terkendali dan berdampak buruk bagi keuangan jangka panjang.

Baca Juga: Sebelum Berinvestasi di tahun 2025, Pastikan Keuangan Anda Aman dan Nyaman dengan Cara Ini

Cara cerdas mengendalikan tekanan berbelanja

Untuk menghadapi tekanan berbelanja di 2025, langkah pertama adalah mengenali emosi dan motif di balik setiap pengeluaran. Membuat daftar belanja dan mencatat alasan di baliknya bisa membantu memahami pola pengeluaran pribadi.

Dengan cara ini, Anda bisa membedakan mana kebutuhan nyata dan mana yang hanya keinginan sesaat.

Selain itu, penting untuk mengelilingi diri dengan orang yang mendukung nilai finansial Anda. Berbagi tujuan keuangan dengan mereka bisa membantu Anda tetap konsisten.

Lingkungan yang positif membuat Anda lebih kuat dalam menghadapi tekanan berbelanja dan lebih fokus pada tujuan finansial jangka panjang.

Langkah praktis menekan tekanan berbelanja

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan untuk menekan tekanan berbelanja di 2025. Salah satunya adalah membatasi waktu di media sosial atau menyaring konten yang memicu dorongan belanja. Menonaktifkan fitur pembelian satu klik juga membantu menunda keputusan impulsif.

Langkah lainnya adalah menerapkan aturan tenggang 24 jam sebelum membeli, membayar dengan uang tunai, dan bersikap terbuka soal anggaran saat bersama teman.

Dengan menetapkan dana khusus untuk belanja sosial atau hiburan, Anda tetap bisa menikmati momen tanpa merasa bersalah. Strategi ini efektif untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.

Baca Juga: 6 Pelajaran Keuangan Pribadi dari Star Wars yang Relevan untuk Tahun 2025

Tekanan berbelanja di 2025 memang sulit dihindari, namun memahami penyebab dan cara mengatasinya akan memberi Anda kendali penuh atas keuangan.

Dengan kesadaran diri, strategi praktis, dan dukungan lingkungan, Anda bisa mengelola tekanan berbelanja dengan bijak. Hasilnya, kesejahteraan finansial dan ketenangan pikiran bisa lebih terjaga di tengah godaan zaman sekarang.

Selanjutnya: Breakout vs Purging, Kenali Perbedaan dan Cara Mengatasi Masalah Kulit Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News