MOMSMONEY.ID - Meskipun resume seringkali menjadi langkah pertama bagi lulusan baru, para profesional di Indonesia perlu lebih dari sekadar menyusun riwayat pendidikan dan pengalaman kerja agar dapat bersaing di dunia kerja saat ini.
Memprioritaskan membangun branding profesional yang kuat, jejaring aktif, serta mengembangkan dan menunjukkan skill akan membantu Anda menonjol di pasar tenaga kerja selama setahun ke depan.
Baik seorang eksekutif, profesional korporasi, pekerja lepas, maupun konten kreator, Anda dapat mulai membangun branding profesional dengan membuat konten dan berbagi pengalaman melalui LinkedIn.
Serla Rusli, LinkedIn Career Expert, mengatakan, dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan berkembang pesat saat ini, rasanya para pencari kerja perlu menunjukkan skill dan pengalamannya dengan jelas untuk memposisikan diri secara kuat dan unik di hadapan calon perekrut.
Sementara itu, Tri Ahmad Irfan, yang merupakan bagian dari Gen Z Top Voices LinkedIn Asia Tenggara dan salah satu pendiri startup lokal Indonesia, Lumina, sepakat bahwa kita perlu untuk aktif berjejaring.
"Aktif berjejaring online sembari menampilkan branding sangatlah penting untuk menunjukan kredibilitas dan pengalaman kita kepada koneksi kita di LinkedIn, yang juga dapat meningkatkan kepercayaan seseorang akan latar belakang kita," kata Tri.
Baca Juga: Hasil Riset Tunjukkan Prakerja Bermanfaat Menjawab Tantangan Pasar Kerja
Berikut panduan membangun branding profesional melalui LinkedIn.
● Pertama, Anda dapat memperbarui Foto Profil (atau video): Foto profil tentunya berperan penting untuk membuat diri Anda dikenal. Sebagai alternatif, aktifkan mode Creator untuk menambahkan Cover Story, yang merupakan cara efektif untuk berbagi lebih banyak tentang diri, tujuan karier, dan soft skill Anda secara autentik.
○ Buat profil Anda menjadi lebih menarik:
■ Get Featured: Dengan mengaktifkan mode Creator, para pengguna akan memiliki kesempatan tampil di seluruh ekosistem LinkedIn. Peluang tersebut bermanfaat untuk membangun audiens di luar koneksi Anda saat ini.
■ Coba Tools Baru: Semua pengguna yang mengaktifkan mode kreator akan otomatis menerima akses ke berbagai tools seperti LinkedIn Live dan Newsletter. Hal ini memampukan Anda untuk dapat berbagi konten-konten visual yang menarik.
■ Optimalkan Strategi Konten Anda: Optimalkan strategi konten Anda dengan menganalisa kinerja konten. Mulai dari impression, statistik engagement, analisis single post, hingga analisis audiens yang lebih mendalam.
Update Summary Anda: Bagian summary merupakan tempat yang tepat untuk merangkum riwayat profesional Anda dan target karier apa yang Anda cari. Pertimbangkan untuk memasukkan skill dan kata kunci relevan pada deskripsi pekerjaan yang menurut Anda menarik, sehingga meningkatkan visibilitas Anda dalam pencarian perekrut.
● Kemudian, pikirkan faktor “Why”: Profesional yang membangun audiens kuat melalui konten harus memiliki tujuan dan segmen yang jelas. Misalnya sebagai pengusaha sukses, Anda dapat memberikan kiat-kiat membangun usaha, atau sebagai pekerja profesional, memberikan panduan kepada mahasiswa mengenai memulai karier. Memiliki tujuan membuat pembicaraan lebih jelas dan membantu menemukan suara yang autentik, unik, dan konsisten.
● Interaktif: Pertahankan engagement dalam audiens Anda melalui percakapan interaktif, dan bukan sekadar menyiarkan informasi. Bangun audiens Anda untuk saling berinteraksi dan berbagi perspektif melalui komentar di postingan Anda.
● Konsisten: Ketika kita berbicara dengan para profesional yang telah berhasil membangun audiens, mereka akan berbagi pengalaman bahwa konsistensi lebih penting daripada konten yang sempurna.
● Fokus pada aksesibilitas dan discoverability: Menambahkan hashtag yang relevan dapat meningkatkan potensi konten-konten Anda ditemukan secara luas. Hashtag juga berperan sebagai kata kunci untuk memberi kejelasan tentang jenis artikel yang Anda tulis.
Baca Juga: 10 Cara Mengirim Email Lamaran Kerja yang Baik dan Benar Agar Dilirik HRD
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News