MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global belum bosan mencetak rekor tertinggi anyar. Logam mulia melonjak ke rekor baru karena risiko penutupan pemerintah AS yang membayangi jalur kebijakan moneter Federal Reserves jelang keputusan suku bunga bulan depan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (30/9) pukul 10.07 WIB, harga emas dibanderol US$ 3.847,77 per troi ons. Harga emas hari ini naik 0,36%, sekaligus memperbarui rekor tertinggi yang dicapai kemarin US$ 3.839,52 per troi ons.
Harga emas menguat pada sesi sebelumnya karena pertemuan antara para pemimpin Kongres dan Presiden AS Donald Trump berakhir tanpa kesepakatan mengenai pendanaan jangka pendek. Hal ini memicu kekhawatiran akan adanya penutupan pemerintah, yang dapat menghambat rilis data ekonomi. Ini data krusial bagi investor yang dibutuhkan untuk menilai ekonomi Uncle Sam.
Kemarin, yield obligasi pemerintah AS turun, sebagian disokong oleh kekhawatiran potensi penutupan pemerintah AS. Imbal hasil obligasi pemrintah AS yang lebih rendah cenderung menguntungkan emas, yang tidak membayar bunga. Sementara, dollar AS yang lebih lemah, membuat emas berdenominasi dollar lebih murah bagi sebagian besar pembeli.
Baca Juga: Rekor Lagi, Harga Emas Mencapai Level US$ 3.799 per troi ons
Di sisi lain, Newmont Corp dan Barrick Mining Corp. mengumumkan perubahan kepemimpinan mereka pada Senin. Hengkangnya Tom Palmer dari Newmont pada 31 Desember sudah diperkirakan sebelumya, tetapi hengkangnya Mark Bristow dari Barrick mengejutkan. Kedua perusahaan tersebut merupakan dua produsen emas terbesar di dunia.
Tahun ini, harga emas telah melonjak lebih dari 45%, didukung permintaan bank sentral dan dimulainya kembali pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Harga emas di jalur untuk menutup kenaikan kuartal ketiga berturut-turut. Goldman Sachs Gourp Inc. dan Deutsche Bank memperkirakan reli harga emas akan berlanjut.
Nick Shiels, Kepala strategi logam KMS PAP+MP SA di Jenewa, mengatakan, emas biasanya tidak terpengaruh oleh negosiasi-negosiasi di menit-menit terakhir mengenai penutupan pemerintah AS. Namun, emas juga tidak terpengaruh oleh reli pasar saham yang sangat besar selama penutupan pemerintah sebelumnya.
"Emas menginternalisasi pertumbuhan lapangan kerja, yang diperkirakan melambat pada September, dan mungkin beberapa ancaman penutupan AS," kata Shiels, melansir Bloomberg, hari ini.
Selanjutnya: Tiongkok Luncurkan Alat Kebijakan Senilai US$ 70 Miliar untuk Dorong Investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News