MOMSMONEY.ID - Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High), film terbaru penulis dan sutradara Joko Anwar, akan tayang di bioskop mulai 17 April 2025. Film drama thriller hasil ko-produksi Come and See Pictures bersama Amazon MGM Studios ini menceritakan sebuah situasi yang terjadi di Indonesia pada 2027.
Pengepungan di Dukit Duri bercerita tentang Edwin (diperankan oleh Morgan Oey), seseorang dengan etnis Tionghoa yang memiliki trauma atas kerusuhan yang terjadi di tahun 2009. Belasan tahun kemudian, Edwin menjadi seorang guru di sekolah yang memiliki murid-murid bermasalah di SMA Duri.
Rupanya, Edwin memiliih menjadi guru lantaran telah berjanji pada kakaknya yang sudah meninggal untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Namun, sambil berusaha menemukan keponakannya di SMA Duri, Edwin justru menemui masalah lain. Dirinya harus berhadapan dengan murid-murid paling beringas.
Saat berpikir telah menemukan anak kakaknya, kerusuhan kembali terjadi di seluruh kota. Edwin bersama Diana (Hana Pitrashata Malasan), Kristo (Endy Arfian) dan Rangga (Fatih Unru) terjebak di sekolah. Mereka juga harus melawan anak-anak brutal yang dipimpin oleh Jefri (Omara Esteghlal), yang mengincar nyawa mereka. Edwin dan tiga lainnya pun berjuang untuk keluar dari sekolah tersebut.
Baca Juga: Anak Insomnia? Ikuti 3 Cara Ini untuk Mengatasi Insomnia ya Moms
Lewat film ini, Joko Anwar menghadirkan ketegangan dari awal hingga akhir. Banyak adegan kekerasan yang ditampilkan di film ini. Meski begitu, film ini mengangkat berbagai isu penting yang terjadi di Indonesia.
Joko menjelaskan, sekolah dijadikan sebagai lokasi utama di film untuk memperlihatkan bahwa sistem pendidikan memliki peran besar dengan berbagai faktor yang membentuk budaya di Indonesia.
Joko berharap, film ini bisa memantik percakapan atas apa yang terjadi. “Sebagai bangsa kita seringkali menghindari hal-hal yang sulit untuk dibicarakan. Luka itu tidak akan bisa hilang hanya dengan dilupakan, harus dibicarakan supaya tidak memicu jebakan yang sama,” kata Joko dalam press screening film Pengepungan di Bukit Duri, Kamis (10/4).
Sementara itu, Tia Hasibuan, produser film ini mengatakan, lewat film ini pihaknya ingin menyampaikan bahwa sejarah bisa berulang kalau tidak ada kehati-hatian dan tidak membicarakan atau menyembukan luka dan trauma di masa lalu.
“Film ini diceritakan bukan hanya kekacauan di masa lalu tetapi juga keresahan-keresahan di masa sekarang dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan,” katanya.
Menurutnya, Come and See Pictures pun selalu berkomitmen untuk membuat karya yang jujur, berani dan relevan secara sosial, meski tetap berusaha mendorong bata-batas naratif perfilman Indonesia.
“Karena kami percaya bahwa film itu bukan hanya hiburan. Tapi juga bisa kita gunakan sebagai tempat perenungan, untuk refleksi. Visual yang kami tampilkan di film ini kami desain sedemikian rupa, kualitasnya kami jaga benar-benar supaya mempunyai kualitas yang tinggi, dengan cerita yang kuat dan mudah untuk diikuti,” tambahnya.
Tak hanya Morgan Oey, Hana Pitrashata, Omara Esteghlal. Endy Arfian dan Fatih Unru, film ini dibintangi Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradarana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, Kiki Narendra, Lia Lukman, Emir Mahira, Bima Azriel, Natalius Chendana, dan Landung Simatupang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News