MOMSMONEY.ID – Kinerja segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan kredit, salah satunya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong peran UMKM sebagai tulang punggung. Untuk itu, bank berkode saham BRIS ini konsistensi mendukung akses bagi segmen small medium enterprise (SME).
BSI ingin pelaku usaha UMKM dapat naik kelas hingga menjadi mapan. Caranya dengan mulai memberikan pendampingan, pelatihan kapabilitas dan kapasitas, penyediaan akses digital untuk pengembangan usaha dan juga memfasilitasi business matching sehingga bisa menembus pasar internasional.
Direktur Retail Banking BSI, Kemas Erwan Husainy mengatakan, pertumbuhan bisnis BSI juga didorong adanya peran besar dari segmen SME yang menjadi grassroot pertumbuhan ekonomi nasional. “Pengembangan segmen SME yang sehat menjadi tantangan tersendiri bagi BSI terutama dari sisi peningkatan kapasitas nasabah maupun pengembangan usahanya,” katanya dalam siaran pers, Selasa (4/11).
Baca Juga: Strategi Bank BSI (BRIS) Dorong Pertumbuhan KPR
Untuk itu, BSI membangun strategi akselerasi segmen non bankable, mikro hingga SME sehingga mampu bersaing, sustain dan mapan. Yakni melalui pemetaan usaha yang potensial, manajemen risiko yang tepat dan pengelolaan sektor-sektor produktif yang berkembang.
Sejalan dengan kinerja BSI yang tumbuh solid pada triwulan III/2025, segmen SME juga menopang dan berkontribusi terhadap pembiayaan yang sehat. Hingga September 2025, pembiayaan SME BSI mencapai Rp 22,94 triliun, naik 12,20% YoY. Saat ini, lebih dari 15.000 nasabah telah masuk dalam ekosistem pembiayaan tersebut.
Sektor pertanian, perdagangan, pendidikan dan kesehatan masih mendominasi bisnis segmen SME. Sektor ini juga menjadi concern utama Pemerintah dengan berbagai program yanga saat ini gencar dilaksanakan.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan segmen SME tersebut, saat ini BSI berfokus pada pembiayaan modal kerja dan investasi mulai dari Rp 500 juta sampai dengan Rp 25 miliar. Terutama juga ekspansif dan agresif pada ekosistem value chain dari bisnis eksisting yang juga meningkat 88,04% secara year on year.
Selanjutnya: Kalah Bersaing, Starbucks Bakal Jual Kendali Bisnisnya di China Senilai US$ 4 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News