MOMSMONEY.ID - Di tengah badai penurunan IHSG akibat aksi demonstrasi, tetap ada peluang menarik investasi saham. Apa saja rekomendasi saham di tengah gejolak politik dalam negeri?
Pada hari ini, Senin (1/9), pasar saham domestik melemah, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,8% ke 7.768 hingga pukul 13.55 WIB. Pasar saham lanjut melemah setelah Jumat lalu, demonstrasi mahasiswa dan pekerja berujung pada penurunan IHSG 1,5% dan rupiah melemah hampir 1%.
Yang menarik, pekan lalu, IHSG sempat menyentuh area level tertinggi 8.023 pada 28 Agustus 2025, namun anjlok cukup dalam setelah efek demo dan ketidakpastian kondisi politik dalam negeri. Di masa pelemahan IHSG minggu lalu, investor asing melakukan pembelian (inflow) mencapai Rp 1,3 triliun di pasar reguler.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengatakan meskipun Jumat lalu masih terlihat aliran dana asing masuk cukup besar di IHSG, tapi tidak menutup kemungkinan mereka balik arah karena efek ketidakpastian politik dalam negeri.
Baca Juga: IHSG Langsung Melorot 3,38% Pada Pembukaan Senin Terdampak Kerusuhan Sospol (1/9)
Dari sisi sentimen global, kata David, aliran dana global melambat dan investor berhati-hati terkait independensi Federal Reserve AS, setelah Presiden Trump berupaya memecat seorang gubernur Fed. Alhasil, inflow ke dana ekuitas global menjadi turun.
Selain itu, harga emas spot melonjak hingga sekitar US$ 3.448,5 per troi ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Ketidakpastian politik, seperti upaya penggantian Gubernur Fed oleh Trump, mendorong investor mencari perlindungan lewat emas.
Namun, di sisi domestik, ada sentimen kepercayaan konsumen yang sedikit naik, di mana indeks keyakinan konsumen per Juli naik ke 118,1 dari 117,8 pada Juni. Sub-indeks ekspektasi menunjukkan perbaikan didorong oleh harapan peningkatan pendapatan dan peluang kerja.
Rekomendasi pekan ini
Menurut David, pada perdagangan pasar saham 1-5 September 2025, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada sentimen kunci yakni aksi protes dan gejolak pasar.
Ia memproyeksi, pekan ini, IHSG cenderung melemah, sebab market akan fokus pada dinamika demo dan pernyataan otoritas, termasuk langkah Bank Indonesia, BEI atau OJK, agar tidak menyebabkan kepanikan di pasar keuangan.
"Trader dan investor perlu mencermati level support penting IHSG di 7.700-7.800," kata David dalam siaran pers IPOT, Senin (1/9).
Meksi begitu, dengan aliran masuk dana asing alias foreign inflow masih mencapai Rp 1,3 triliun pekan lalu, IPOT mengidentifikasi sektor-sektor yang justru akan meraup keuntungan di tengah ketidakpastian politik.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah, Simak Rekomendasi Saham BNI Sekuritas (1/9)
Merespons dinamika pasar yang saat ini sensitif pada aksi demo, David bilang, IPOT merekomendasikan strategi investasi yang berfokus pada saham-saham pilihan berfundamental kuat.
Berikut rekomendasi saham defensif untuk pekan ini:
1. Buy ANTM (Entry: Rp 3.040, Target harga: Rp 3.250, Stop Loss: Rp 2.950, Risk to Reward Ratio 1:2,3).
Harga komoditas emas kembali naik mendekati all time high. Pada Jumat lalu, bahkan saat IHSG bergerak turun, ANTM tetap tutup dengan candlestick yang sangat menarik. Dari sisi fundamental, berdasarkan kinerja semester I-2025, laba bersih ANTM naik 203%.
2. Buy HRTA (Entry: Rp 690, Target harga: Rp 760, Stop Loss: Rp 660, dan Risk to Reward Ratio 1:2,3).
HRTA sebagai toko butik emas akan sangat diuntungkan dengan komoditas emas yang terus naik. HRTA juga dikabarkan akan bekerja sama dengan BRIS untuk membentuk BSI gold. Dengan kerjasama ini tentu akan memperluas pangsa pasar HRTA.
3. Buy SIDO (Entry: Rp 520, Target harga: Rp 550, Stop Loss: Rp 505, dan Risk to Reward Ratio 1:2,0).
Perbaikan data keyakinan konsumen memberikan indikasi konsumsi masyarakat masih terjaga dan SIDO sebagai produk yang dapat dikonsumsi harian akan lebih resilience terhadap kondisi ekonomi saat ini. Secara pergerakan harga saat ini SIDO cukup dekat dengan area support.
Selanjutnya: Tanggal 2 September Memperingati Apa? Ada Hari Kelapa Sedunia dan Kemerdakaan Vietnam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News