AturUang

Mau Pilih KPR Fix Berjenjang atau Floating? Begini Cara Tepat Menentukannya

Mau Pilih KPR Fix Berjenjang atau Floating? Begini Cara Tepat Menentukannya
Reporter: Ramadhan Widiantoro  |  Editor: Ramadhan Widiantoro


MOMSMONEY.ID - Berikut ini perbedaan penting antara KPR Fix Berjenjang dan KPR Floating agar Anda tak salah pilih saat ingin membeli rumah impian masa depan.

Memutuskan mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memang bukan perkara mudah. Di tengah fluktuasi ekonomi dan tren suku bunga yang sering berubah, calon pembeli rumah sering bingung memilih antara KPR Fix Berjenjang dan KPR Floating. 

Melansir dari laman BNI, kedua jenis KPR ini memiliki skema bunga yang berbeda dan memengaruhi besar kecilnya cicilan rumah yang kamu bayarkan setiap bulan.

Untuk membantu kamu menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kondisi finansial hari ini, berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian KPR Fix Berjenjang

KPR Fix Berjenjang adalah fasilitas pembiayaan rumah dengan suku bunga tetap dalam jangka waktu tertentu, biasanya antara 1 hingga 5 tahun pertama. Setelah periode tetap tersebut berakhir, bunga akan disesuaikan mengikuti ketentuan bank atau kondisi pasar.

Sistem ini cocok bagi kamu yang ingin kepastian dalam jumlah cicilan, terutama di tahun-tahun awal kepemilikan rumah. Dengan bunga tetap, kamu bisa mengatur rencana keuangan lebih stabil tanpa khawatir lonjakan bunga secara tiba-tiba.

Baca Juga: Rahasia Uang Tumbuh Sendiri, Bunga Majemuk Pahami dari Sekarang

Fitur dan keuntungan KPR Fix Berjenjang

1. Suku bunga tetap di awal: Cicilan bulanan tidak akan berubah selama periode fix.

2. Prediktabilitas angsuran: Membantu perencanaan keuangan karena nominal cicilan sudah pasti.

3. Perlindungan dari fluktuasi bunga: Ketika suku bunga pasar naik, cicilan kamu tetap aman.

4. Cocok untuk perencanaan jangka pendek: Ideal bagi kamu yang ingin stabilitas dalam 3–5 tahun pertama sebelum beradaptasi dengan ekonomi pribadi.

Pengertian KPR Floating

KPR Floating memiliki suku bunga mengambang yang mengikuti pergerakan suku bunga pasar. Bunga bisa turun atau naik, tergantung kebijakan bank dan kondisi ekonomi nasional maupun global.

Jenis ini biasanya cocok bagi nasabah yang siap dengan perubahan dan ingin memanfaatkan potensi penurunan bunga agar cicilan jadi lebih ringan.

Fitur dan keuntungan KPR Floating

1. Potensi bunga lebih rendah: Jika suku bunga pasar turun, cicilan otomatis ikut turun.

2. Fleksibilitas jangka panjang: Cocok untuk nasabah dengan kemampuan finansial yang adaptif.

3. Kesempatan mempercepat pelunasan: Jika ekonomi membaik dan bunga turun, kamu bisa melunasi lebih cepat tanpa beban cicilan berat.

4. Namun, perlu waspada: Jika suku bunga naik, cicilan juga akan meningkat, ini perlu disiapkan dalam perencanaan finansial.

Perbandingan antara KPR Fix Berjenjang dan KPR Floating

KPR Fix Berjenjang menawarkan bunga tetap selama periode awal, biasanya antara satu hingga lima tahun. Artinya, cicilan bulanan akan stabil pada masa tersebut, sehingga risiko fluktuasi relatif rendah di awal, meski bisa meningkat setelah periode bunga tetap berakhir. 

Keunggulan utama jenis ini terletak pada prediktabilitas keuangan yang memudahkan perencanaan anggaran, namun kekurangannya, suku bunga dapat naik setelah masa fix selesai.

Sementara itu, KPR Floating menggunakan bunga mengambang yang mengikuti kondisi pasar. Risiko fluktuasi bunganya lebih tinggi karena bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pergerakan suku bunga acuan. 

Meskipun tidak memberikan kepastian angsuran, jenis ini memiliki potensi bunga lebih rendah saat pasar sedang stabil atau menurun. Namun, KPR Floating kurang cocok bagi nasabah yang mengutamakan stabilitas keuangan jangka panjang.

Baca Juga: Cara Mengelola Keuangan yang Tepat demi Kebebasan Finansial

Bagaimana cara memilih yang paling sesuai?

Untuk menentukan pilihan antara KPR Fix Berjenjang dan KPR Floating, pertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Kondisi ekonomi makro: Jika tren suku bunga sedang naik, pilih KPR Fix Berjenjang agar cicilan tidak melonjak.

2. Kestabilan pendapatan: Jika penghasilan kamu masih fluktuatif, KPR Fix bisa memberi rasa aman.

3. Rencana jangka panjang: Jika kamu berencana melunasi lebih cepat atau yakin ekonomi akan stabil, KPR Floating bisa lebih menguntungkan.

4. Toleransi risiko: Pahami kemampuan finansialmu menghadapi potensi kenaikan bunga di masa depan.

Contoh simulasi sederhana

Misalkan kamu mengambil KPR sebesar Rp600 juta dengan tenor 15 tahun:

  • KPR Fix Berjenjang (5 tahun pertama 7%): Cicilan bulanan sekitar Rp5,4 juta selama periode fix. Setelah itu, bunga menyesuaikan pasar.
  • KPR Floating (bunga awal 6,5%): Cicilan bisa turun menjadi Rp5,2 juta jika suku bunga pasar turun 0,5%, tapi juga bisa naik menjadi Rp5,7 juta jika bunga naik 1%.

Dengan simulasi sederhana ini, kamu bisa melihat bahwa KPR Fix lebih stabil, sementara KPR Floating lebih fleksibel.

Baik KPR Fix Berjenjang maupun KPR Floating, keduanya menawarkan keuntungan yang bisa disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan profil risiko setiap orang.

Jika kamu mengutamakan kestabilan dan kepastian cicilan, KPR Fix Berjenjang bisa jadi pilihan tepat. Namun, jika kamu cukup fleksibel dan ingin peluang cicilan lebih ringan saat bunga turun, KPR Floating mungkin lebih cocok.

Kuncinya, pahami kemampuan finansialmu, ikuti perkembangan ekonomi, dan konsultasikan dengan pihak bank sebelum mengambil keputusan. Dengan begitu, kamu bisa memiliki rumah impian tanpa tekanan finansial berlebihan.

Selanjutnya: 5 Keterampilan Kaya Zaman Now yang Wajib Dikuasai Agar Uang Meningkat Pesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News