MOMSMONEY.ID - Transisi menuju energi bersih kini bukan lagi wacana. Pemerintah bersama pelaku industri mulai menyatukan langkah untuk memperkuat kemandirian energi nasional.
Hal ini mengemuka dalam forum CEO Connect 2025, pembuka rangkaian 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN, yang digelar di Bentara Budaya Art Gallery Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Forum bertajuk “Menata Arah Indonesia: Derap Langkah Membangun Kemandirian Ekonomi melalui Optimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT)” ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan.
Mulai dari Kementerian ESDM, PT PLN (Persero), Standard Chartered Indonesia, Boston Consulting Group (BCG), hingga PT Pertamina (Persero). Diskusi dipandu oleh wartawan Harian Kompas, Aris Prasetyo.
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menegaskan, transisi energi bersih bukan sekadar soal pasokan, tetapi bagian dari kedaulatan nasional.
“Energi bukan semata urusan pasokan, melainkan instrumen kedaulatan. Ketika kita mampu menguasai sumber daya, teknologi, dan kebijakannya, di situlah Indonesia benar-benar mandiri,” ujarnya dalam forum tersebut, Kamis (16/10/2025).
Baca Juga: Peluang Bisnis Belanja Pemerintah 2026: Fokus Pendidikan & Energi
Ia menyebutkan, pemerintah kini menyiapkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan, termasuk renewable energy fund dan kemudahan izin proyek EBT.
Senada, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Suroso Isnandar, menyampaikan bahwa PLN kini tak hanya berperan sebagai penyedia listrik, tapi juga motor penggerak ekosistem energi hijau nasional.
“Kita butuh ecosystem thinking, kolaborasi antara pemerintah sebagai regulator, PLN sebagai integrator, dan swasta sebagai inovator,” jelasnya.
PLN telah menyiapkan peta jalan transformasi energi, mulai dari pembangunan smart grid, pembangkit tenaga surya di kawasan industri, hingga sistem penyimpanan energi berbasis baterai.
Dari sisi keuangan, CEO Standard Chartered Indonesia Donny Donosepoetro OBE menekankan pentingnya konsistensi kebijakan agar Indonesia mampu menarik investasi hijau jangka panjang.
Ia mengatakan, Standard Chartered turut menjembatani pembiayaan proyek EBT melalui green bond dan sustainability-linked financing.
Baca Juga: Entrev Optimistis Emisi Karbon Berkurang Signifikan Karena Hal Ini
Sementara Managing Director & Senior Partner BCG Lenita Tobing menilai, sektor swasta memiliki peran besar dalam menjadikan transisi energi sebagai penggerak ekonomi baru.
“Kalau dirancang dengan strategi yang tepat, industri energi bersih akan menciptakan nilai tambah dan kemandirian bagi bangsa,” ujarnya.
Adapun Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina Agung Wicaksono menegaskan, transisi energi harus seimbang antara menjaga pasokan hari ini dan menyiapkan investasi masa depan.
“Transformasi ini harus menjadi jalan menuju kedaulatan energi dan kemandirian teknologi. Indonesia tidak boleh hanya menjadi pengguna, tapi juga pencipta solusi,” tegasnya.
Forum ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga keuangan adalah kunci untuk mewujudkan swasembada energi nasional.
Dengan arah kebijakan yang konsisten dan dukungan teknologi yang kuat, Indonesia diharapkan bisa melangkah menuju masa depan energi yang tangguh, hijau, dan berdaulat.
Selanjutnya: TNI Rebut Markas OPM di Intan Jaya, 14 Anggota Separatis Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News