MOMSMONEY.ID - Sama seperti manusia, hewan kucing juga dapat mengalami alergi. Alergi yang paling umum terjadi pada kucing adalah alergi terhadap gigitan kutu dan zat yang dihirup. Namun, alergi juga muncul karena makanan yang dikonsumsinya. Ini disebut dengan alergi makanan.
Dilansir dari VCA Hospitals, istilah alergi makanan digunakan untuk menggambarkan reaksi abnormal yang dimediasi imun terhadap antigen dalam makanan. Dengan kata lain, alergi makanan mengacu pada reaksi yang disebabkan oleh sistem kekebalan (reaksi alergi) terhadap protein tertentu yang ditemukan dalam makanan.
Baca Juga: Tips Merawat Hewan Peliharaan yang Sudah Tua Agar Tetap Sehat
Alergi makanan pada kucing ini biasanya berkembang pada usia 4-5 tahun. Namun sayangnya, tidak selalu mudah untuk mengetahui apa yang menyebabkan alergi makanan pada kucing. Akan tetapi, Anda tetap memerlukan berbagai informasi ini mengenai alergi makanan yang terjadi pada kucing peliharaan.
Gejala Alergi Makanan pada Kucing
Intoleransi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap makanan tertentu yang dimakan. Antibodi merespon makanan yang menyebabkan “sindrom usus bocor” dan menghasilkan gejala seperti iritasi kulit, serta masalah pencernaan. Ini terjadi sebagai kelanjutan gejala sepanjang tahun.
Efek buruk dari gejala alergi makanan yang tidak diatasi adalah menyebabkan kucing melukai dirinya sediri karena terlalu sering menggaruk. Ini dapat membuat kucing menajdi rentan terjadap infeksi bakteri sekunder pada kulit. Selain itu, juga tidak menutup kemungkinan untuk mengancam kesehatan kucing secara keseluruhan. Dilansir dari Wag! Berikut beberapa gejala alergi makanan pada kucing yang perlu diketahui:
- Kulit gatal atau teriritasi.
- Benjolan berisi cairan di kulit.
- Masalah kulit kepala dan leher.
- Penurunan berat badan.
- Anoreksia (menghindari makanan).
- Muntah.
- Diare.
- Masalah bulu rontok.
- Peradangan.
- Infeksi telinga.
Penyebab Alergi Makanan pada Kucing
Penyebab alergi akan sulit dikenali bila Anda memberikan beberapa jenis makanan berbeda pada kucing. Selain itu, tampaknya tidak ada hubungan antara ras, usia, atau jenis kelamin kucing dengan terjadinya alergi makanan. Kemungkinan penyebabnya bisa meliputi:
- Bahan makanan umum dalam makanan kucing seperti daging sapi, domba, jagung, nasi, kedelai, gluten, kentang, atau produk susu.
- Zat pengawet makanan.
- Bahan-bahan yang tidak sesuai secara biologis (makanan yang tidak dimakan kucing secara alami).
- Pewarna.
- Penambah rasa.
Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda dan Penyebab Sembelit pada Anjing Peliharaan
Diagnosis Alergi Makanan
Ketika tanda-tanda alergi makanan, Anda sebaiknya segera melakukan kunjungan rumah sakit hewan untuk memeriksakan kondisi kucing Anda. Dalam hal ini, sebelum dokter mendiagnosis alergi makanan, pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk menyingkirkan segala penyebab umum yang menyebabkan kulit gatal. Termasuk kutu, dermatitis alergi kutu, dan atopi.
Selain itu, dokter hewan mungkin akan melakukan uji coba makanan. Hal ini melibatkan penghentian semua makanan biasa dan memberi kucing makanan diet pengecualian selama 12 minggu. Jika kondisi kucing membaik selama uji coba makanan, tandanya mereka bereaksi terhadap sesuatu dalam makanan mereka sebelumnya.
Perawatan untuk Kucing yang Alergi Makanan
Setelah alergen diidentifikasi, itu harus disingkirkan secara permanen dari makanan kucing. Anda perlu mendapatkan resep diet khusus dari dokter hewan untuk menjaga tubuh kucing tetap ternutrisi dengan baik. Kucing yang masih memiliki gejala akan diberi beberapa resep obat untuk meringkankan gejalanya, misalnya antihistamin sebagai solusi jangka pendek. Setelah diet baru dimulai, Anda dapat memberinya probiotik untuk membantu pencernaan mereka.
Selain itu, untuk mencegah alergi lebih awal, cobalah untuk memberi makan kucing dengan makanan yang sesuai spesiesnya. Hindari sumber protein berkualitas rendah dan cemilan lain yang tidak memberikan kontribusi nutrisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News