M O M S M O N E Y I D
InvesYuk

Investasi Reksadana secara Rutin vs Lump Sum, Mana yang Lebih Menjanjikan?

Investasi Reksadana secara Rutin vs Lump Sum, Mana yang Lebih Menjanjikan?
Reporter: Dupla Kartini  |  Editor: Dupla Kartini


MOMSMONEY.ID -  Di kondisi pasar saham yang dinamis, Moms bisa hasilkan cuan optimal dari reksadana berbasis saham, asalkan menerapkan strategi investasi yang tepat. Apakah strategi investasi reksadana yang Moms jalankan sudah mumpuni? 

Simak saran strategi investasi reksadana saham dari Syailendra Capital berikut ini!

Menurut Tim Investasi Syailendra Capital dalam Investment Report yang dirilis 16 Februari 2024, selama 10 tahun terakhir, musim ekonomi berganti signifikan. Dari 2013 sampai 2023, ekonomi Indonesia tumbuh moderat, dengan pertumbuhan PDB rata-rata 5%.

Sepanjang periode tersebut banyak sentimen global yang sangat memengaruhi pasar saham, seperti krisis ekonomi Eropa 2005 dan perang dagang antara AS dan China yang dimulai 2018 lalu. Diikuti dengan krisis ekonomi global akibat virus covid pada 2020, kemudian recovery mulai terjadi sejak 2021 sampai sekarang. 

Tentu pasar saham bergerak sangat volatil dalam 10 tahun terakhir. Sehingga kinerja reksadana saham secara jangka panjang menjadi kurang baik. 

Namun, menurut Syailendra Capital, jika investor dapat mengombinasikan strategi investasi secara rutin (dollar cost averaging) dan investasi dalam jumlah besar sekaligus (lump-sum) sesuai dengan kondisi pasar, kinerja investasi berpotensi lebih baik.

Baca Juga: Cara Terbaik Menginvestasikan Uang untuk Pensiun, Yuk Simak!

Belajar dari periode Maret 2019 hingga Maret 2020, ketika ekonomi resesi, pasar saham bearish. Harga saham turun signifikan seiring dengan ekspektasi penurunan laba perusahaan. Syailendra Capital mencatat, jika investor melakukan investasi reksadana saham secara lump-sum, maka penurunan nilainya lebih rendah dibandingkan dengan investor yang menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA).

Masih pada periode 2019-2020, ketika musim ekonomi mengalami transisi dari pelambatan, resesi, lalu menuju pemulihan (U shape recovery), risiko berinvestasi pada reksadana saham menjadi lebih tinggi. Hasilnya, jika investor berinvestasi secara lump sum pada reksadana saham, maka return lebih sedikit ketimbang investor yang menerapkan strategi DCA.

Ketika fase perbaikan ekonomi yang signifikan pada Maret 2020 sampai Maret 2021, pasar saham memasuki fase bullish. Nah, investor yang berinvestasi secara lump-sum lebih diuntungkan dibandingkan investasi secara rutin (DCA). 

Berdasarkan tiga skenario pergerakan pasar saham, yaitu bullish, bearish dan U shape recovery, menurut Syailendra Capital, strategi investasi secara rutin (DCA) memiliki keunggulan ketimbang strategi investasi secara lump-sum. Sebab, DCA menghasilkan kinerja lebih baik pada dua skenario (bearish dan U shape), sedangkan strategi lump-sum hanya unggul jika pasar saham bullish

Baca Juga: Sisa 3 Hari Lagi, Kesempatan Beli ORI025 dengan Kupon 6,4%

Dengan begitu, penting bagi investor untuk menerapkan strategi investasi kombinasi antara lump-sum dan dollar cost averaging.

"Strategi investasi secara rutin (DCA) cukup ampuh memitigasi risiko volatilitas pasar ke depan. Sementara, strategi investasi secara lump-sum juga penting dilakukan, terutama ketika investor memiliki pandangan bahwa pasar akan bullish," papar Tim Investment Syailendra Capital.

Yang jelas, sebelum menentukan strategi investasi apa yang akan diterapkan, sangat penting mengetahui outlook pasar saham ke depan, ya, Moms!   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Promo Sociolla Payday 25 November-3 Desember, Cushion-Sunscreen Diskon sampai 70%

Promo Sociolla Wonderful Payday Party Periode 25 November-3 Desember 2025. Cek di sini untuk belanja produk kecantikan lebih hemat.

BBCA Bagikan Dividen Interim Rp 50 per saham, Simak Potensi Yield

Kalau Anda mengincar dividen interim dari BBCA, perhatikan timeline pembayarannya di sini!          

5 Penghuni Kripto Top Gainers 24 Jam, Kaspa yang Melejit 15% Salah Satunya

Di pasar yang sedang memantul naik, Kaspa (KAS) melaju ke puncak kripto top gainers 24 jam.         

Harga Emas Hari Ini Naik Ditopang Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed

Harga emas hari ini di pasar global naik tipis 0,2%, setelah pada sesi kemarin ditutup naik hampir 2%.

Promo Domino's Pizza Papi Duo November 2025, Ada Diskon 50% Bebas Pilih Medium Pizza

Promo Domino's Pizza Papi Duo hemat selama November 2025. Nikmati 2 Pizza hanya Rp 50.000 saja per Pizza dan bebas pilih Medium Pizza.

Nutrisi Medis Seimbang Kurangi Stunting dan Infkesi sekaligus Beban Biaya Kesehatan

Pendekatan berbasis nutrisi bisa menjadi langkah preventif yang efektif untuk memutus rantai masalah gizi dan infeksi.

Daftar 7 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik Tahun 2025

Berikut ini rekomendasi sepatu lari terbaik tahun 2025 bisa dipakai untuk atlet maraton maupun untuk Anda yang hobi lari. 

6 Lipstik Warna Soft yang Cocok untuk Guru di Sekolah, Ini Pilihan Terbaiknya!

Lipstik warna soft yang cocok untuk Guru biasanya berwarna nude dan pink. Kalau warna kulitmu sawo matang, hindari warna nude kekuningan.

Xiaomi 17 Pro Punya Magic Back Screen 2,7 Inci di Dalam Modul Kamera, Ini Detailnya

 Xiaomi 17 Pro dan 17 Pro Max bawa fitur magic back screen berukuran 2,7 inci di bagian dalam modul kamera. 

Bank DBS dan Mandiri Investasi Tawarkan ETF Gold, Cara Baru Investasi Emas

Bank DBS dan Mandiri Investasi menjalin kerjasama referral untuk pengelolaan KPD ETF Gold sebagai cara baru investasi emas di Indonesia.