MOMSMONEY.ID -Vaksinasi Mpox hanya diberikan kepada kelompok berisiko tinggi sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO).
Kementerian Kesehatan menjelaskan kelompok berisiko tinggi tersebut antara lain: LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya), dan individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
Baca Juga: Karyawan yang Ngerti AI Bisa Dapat Gaji Lebih Tinggi, Kelas Pelatihan AI jadi Ramai
Kelompok berisiko tinggi lainnya adalah petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi di daerah yang ada kasus Mpox dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan Mpox.
Sementara itu, anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia.
Adapun pemberian vaksin di Indonesia bersifat pencegahan. Vaksinasi bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Untuk bisa menerima vaksin, calon penerima individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dan penerima belum terinfeksi.
Baca Juga: Ini Formasi yang Dibutuhkan CPNS Kementerian Keuangan
Jenis vaksin yang digunakan adalah Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). MVA-BN merupakan vaksin yang direkomendasikan WHO, turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating.
Saat ini ketersediaan vaksin MVA-BN untuk cacar monyet masih terbatas. Vaksinasi saat ini hanya diprioritaskan untuk daerah yang telah melaporkan adanya kasus Mpox.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News