InvesYuk

Hindari Terjebak Volatilitas Bitcoin, Simak Tips Investasi dari Upbit Indonesia

Hindari Terjebak Volatilitas Bitcoin, Simak Tips Investasi dari Upbit Indonesia
Reporter: Dupla Kartini  |  Editor: Dupla Kartini


MOMSMONEY.ID - Minat terhadap Bitcoin dan aset digital di Indonesia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di tengah popularitasnya, muncul tantangan yakni bagaimana agar investasi kripto tidak terjebak pada keputusan emosional atau spekulatif, yang justru berujung kerugian. 

Sebagai aset digital paling populer, Bitcoin memiliki volatilitas tinggi, dengan harga yang dapat bergerak naik atau turun signifikan dalam waktu singkat. Kondisi ini sering kali memicu keputusan impulsif di kalangan investor yang kurang memahami dinamika pasar. 

Mengutip coinmarketcap.com, bulan ini, harga Bitcoin pernah naik mencapai kisaran US$ 126.000 pada 7 Oktober, tapi juga sempat terpental ke sekitar US$ 104.000 pada 17 Oktober lalu. Hari ini, BTC dihargai sekitar US$ 115.000.

Menurut Resna Raniadi, Chief Operating Officer Upbit Indonesia, edukasi menjadi kunci utama agar investor dapat bertindak lebih rasional dan strategis dalam menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem.

Baca Juga: Transaksi Kripo di Indonesia Tembus Rp 446,5 Triliun, Pasar Domestik Kian Dewasa

Upbit mendeteksi beberapa kesalahan mendasar yang kerap dilakukan oleh investor pemula di pasar kripto:

1. Kurang riset sebelum berinvestasi

Banyak investor membeli aset digital hanya karena tren atau rekomendasi tanpa memahami fundamental, teknologi, maupun proyek di baliknya. Padahal, riset mendalam sangat penting untuk menilai potensi jangka panjang suatu aset.

2. Trading berdasarkan emosi

Keputusan yang didorong rasa takut (fear) atau serakah (greed) seringkali mengakibatkan pembelian di harga puncak dan penjualan di saat panik.

Disiplin dan strategi jangka panjang lebih efektif dibanding reaksi sesaat terhadap pergerakan harga. Investor perlu menahan diri dan berpegang pada strategi jangka panjang yang disiplin, bukan sekadar reaksi terhadap pergerakan harga harian.

3. Menggunakan leverage berlebihan

Fitur margin trading memang menjanjikan potensi keuntungan besar, namun juga meningkatkan risiko kehilangan modal secara signifikan jika pasar bergerak berlawanan. Pemanfaatan leverage sebaiknya dilakukan dengan pengetahuan dan pengelolaan risiko yang matang.

4. Mengejar keuntungan cepat

Banyak investor tergoda untuk mencari “cuan instan” tanpa memahami volatilitas alami pasar kripto. Padahal, membangun portofolio aset digital yang sehat membutuhkan kesabaran, diversifikasi, dan manajemen risiko yang baik.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini 4 Langkah Hadapi Gejolak di Pasar Aset Kripto

Menurut Resna, pemahaman mendalam terhadap dinamika pasar merupakan faktor pembeda utama antara investor yang berhasil dan mereka yang rentan mengalami kerugian.

“Kripto bukan sekadar tren, melainkan bagian dari evolusi sistem keuangan global. Karena itu, investor perlu memahami bahwa setiap peluang selalu hadir bersama risiko,” jelas Resna mengutip siaran pers, Senin (27/10).

Maka, edukasi yang berkelanjutan berperan penting dalam membantu investor membuat keputusan yang lebih bijak, serta tetap tenang menghadapi volatilitas pasar

Resna juga bilang, banyak investor baru yang kerap terjebak karena terlalu fokus pada potensi imbal hasil tinggi, tanpa mempertimbangkan strategi pengelolaan risiko. “Kami sering menyaksikan investor terburu-buru masuk pasar saat harga naik, lalu panik ketika harga terkoreksi," bebernya

Padahal, kata Resna, kedisiplinan dan pemahaman jangka panjang jauh lebih penting daripada mengejar keuntungan sesaat.

Selanjutnya: 7 Efek Samping Minum Air Lemon Setiap Hari yang Tak Boleh Diabaikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait