InvesYuk

Ethereum Unjuk Gigi Dekati US$ 4.000, Ada Institusi dan Trump Gencar Beli

Ethereum Unjuk Gigi Dekati US$ 4.000, Ada Institusi dan Trump Gencar Beli

MOMSMONEY.ID - Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, sedang unjuk gigi. Altcoin terpopuler ini memantul naik 150% dari level terendah bulan April, yang sempat dibanderol US$ 1.472.

Mengutip coinmarketcap.com, Rabu (23/7) pukul 14.24 WIB, Ethereum dihargai US$ 3.696,72. Bahkan, baru-baru ini, ETH sempat bertengger di level US$ 3.851 pada 21 Juli lalu.

Alhasil, ETH telah menghapus kerugian tahun ini. Kinerjanya berbalik naik sekitar 10,98% periode tahun berjalan dan mendekati level psikologis US$ 4.000.

Vice President INDODAX, Antony Kusuma, menjelaskan, kenaikan ini didorong oleh kombinasi akumulasi besar-besaran dari investor institusi, lonjakan dana masuk ke ETF berbasis ETH, serta ekspektasi tinggi terhadap pembaruan jaringan besar bertajuk Fusaka Fork yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025.

Menurut laporan terbaru CoinShares, produk ETF Ethereum mencatat aliran dana masuk alias inflow mingguan sebesar US$ 2,12 miliar hingga 19 Juli 2025, hampir dua kali lipat rekor sebelumnya US$1,2 miliar. Total inflow ini juga mendorong arus masuk global ke ETF kripto ke level tertinggi sepanjang masa, dengan total aset kripto yang dikelola (AUM) mencapai US$ 220 miliar.

Baca Juga: Catat Kinerja Positif, XRP dan ETH Jadi Altcoin Potensial

Antony menilai, lonjakan inflow ini adalah sinyal kuat bahwa Ethereum memasuki fase baru adopsi institusi. Inflow ETF Ethereum sebesar US$ 2,12 miliar hanya dalam satu minggu, menunjukkan ETH tidak lagi dipandang sekadar aset alternatif, melainkan aset inti dalam portofolio institusi global.

"Apalagi dengan total aset kripto yang dikelola mencapai US$ 220 miliar dan tren positif selama 14 pekan, Ethereum kini menjadi benchmark untuk inovasi Web3,” beber Antony melalui siaran pers, Rabu (23/7).

Di samping itu, rencana pembaruan jaringan Fusaka Fork dipandang sebagai tonggak penting dalam roadmap Ethereum. Pembaruan ini akan membawa peningkatan signifikan pada skalabilitas, efisiensi gas fee, dan kompatibilitas dengan teknologi layer-2.

Fusaka akan mencakup 11 Ethereum Improvement Proposals (EIP), termasuk EIP-7825 untuk memperkuat ketahanan jaringan terhadap serangan dan mempercepat proses scaling. Salah satu fitur penting adalah kenaikan gas limit hingga 150 juta, yang akan menurunkan biaya transaksi dan meningkatkan throughput jaringan.

Kata Anthony, pembaruan Fusaka Fork menjadi katalis fundamental yang memperkuat struktur jaringan, bukan sekadar upgrade teknis. Dengan 11 EIP, peningkatan gas limit ke 150 juta, serta integrasi layer-2 yang lebih dalam, Ethereum akan lebih efisien, lebih murah, dan lebih cepat.

"Ini akan memicu pertumbuhan aplikasi DeFi, NFT, dan sektor gaming berbasis blockchain. Dampaknya, permintaan ETH bisa semakin menguat,” prediksinya.

Dukungan figur publik

Optimisme terhadap Ethereum juga diperkuat oleh dukungan psikologis dari tokoh-tokoh publik. Salah satunya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang melalui laporan publik diketahui menambah portofolio Ethereum miliknya. Hal ini turut membentuk persepsi bahwa ETH kini semakin diterima.

Menurut Antony, ketika nama besar seperti Trump memegang 70.143 ETH setara Rp 4,3 triliun, ini memberi sinyal bahwa Ethereum sudah diterima di level tertinggi. Ditambah akumulasi besar oleh institusi seperti BitMine (300.000 ETH) dan SharpLink (206.000 ETH), membuat prospek ETH ke depan semakin solid.

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rekor All Time High US$ 121.000

Di Indonesia, Ethereum juga menjadi salah satu aset favorit. Kripto ETH menempati posisi ke-4 di pasar IDR INDODAX dengan volume perdagangan lebih dari Rp 5,7 triliun pada periode 1 Januari-21 Juli 2025, berada tepat di bawah Bitcoin (BTC) Rp14,27 triliun, Ripple (XRP) Rp 8,9 triliun, dan Fartcoin Rp 8,3 triliun.

Antony menilai kesadaran masyarakat Indonesia terhadap potensi Ethereum terus meningkat, terutama karena proyek ini memiliki ekosistem yang sangat aktif di sektor DeFi, NFT dan Web3.

“Ethereum adalah fondasi dari banyak inovasi di ruang kripto. Komunitas dan proyek-proyek yang lahir di atas jaringan ini menciptakan nilai nyata, dan hal ini menarik minat investor Indonesia,” tuturnya.

Meski begitu, Antony mengingatkan bahwa seperti aset digital lainnya, Ethereum tetap memiliki volatilitas yang tinggi. Ia menyarankan investor tidak terjebak hype dan tetap berpegang pada strategi yang disiplin, seperti Dollar-Cost Averaging (DCA).

“Investor yang konsisten akan lebih stabil dalam jangka panjang. Dengan menggunakan strategi DCA, bisa mengurangi efek fluktuasi harga dan tetap fokus pada nilai fundamental Ethereum,” imbuhnya.

Selanjutnya: Bos Garuda Ungkap Sumber Pendanaan Beli 50 Pesawat Boeing dari AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News