Keluarga

Demo Rompi Kuning disebut Gibran Saat Debat Cawapres, Apa Itu?

Demo Rompi Kuning disebut Gibran Saat Debat Cawapres, Apa Itu?

MOMSMONEY.ID - Demo rompi kuning merupakan gerakan protes terhadap pajak bahan bakar alias pajak emisi di Prancis. Yuk cari tahu lebih dalam!

Dalam debat calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka berusaha menjelaskan kondisi demo rompi kuning di Prancis sebagai hal yang perlu diantisipasi saat terjadinya greenflation. Sebelum membahas apa itu demo rompi kuning, apa sebenarnya greenflation?

Greenflation atau green inflation atau inflasi hijau adalah kenaikan harga yang terjadi karena tingginya permintaan mineral untuk mengurangi emisi karbon tidak diimbangi dengan jumlah pasokan yang terbatas.

Baca Juga: 8 Tips Menjaga Kesehatan Tanaman Hias di Kamar Mandi

Di sisi lain beberapa negara mulai mengurangi ketergantungan dengan energi yang dianggap kotor. Greenflation terjadi karena upaya suatu negara bertransisi menggunakan energi hijau. 

Salah satu upaya yang akhirnya diambil oleh Prancis adalah menaikkan pajak karbon atau pajak emisi atau pajak bahan bakar. Di mana sebenarnya melansir Stanford, harga gas di Prancis sudah terhitung tinggi mencapai US$ 6,48 per galon.

Melansir The Guardian, demo rompi kuning muncul sebagai aksi protes atas rencana kenaikan pajak solar dan bensin. Kebijakan ini diambil oleh Emmanuel Macron untuk membantu Prancis dalam upaya transisi ke energi hijau yang lebih ramah lingkungan. 

Aksi protes ini diberi nama gilets jaunes atau rompi kuning karena pengunjuk rasa merupakan pengendara mobil. Menurut aturan di Perancis seluruh pengendara wajib menggunakan rompi kuning saat mengendarai mobil. 

Baca Juga: Apa itu Greenflation? Pahami Arti dan Cara Atasi Greenflation alias Inflasi Hijau!

Aksi protes ini sebenarnya terjadi pada tahun 2018. Adapun aksi demo rompi kuning pertama kali diadakan pada 17 November 2018 yang diikuti 285.000 orang. Namun sekitar dua minggu setelah aksi pertama, aksi protes damai tersebut berubah menjadi rusuh. 

The Guardian mencatat 3000 orang terlibat kekerasan dengan polisi, membakar lebih dari 100 mobil, gedung dan memecah jendela bank dan beberapa toko. Beberapa peserta demo di wilayah lain juga melakukan pemblokiran jalan dan beberapa pom isi bensin. 

Gerakan ini mengungkapkan bahwa mereka menentang sistem perpajakan yang dianggap tidak adil, menuntut penghapusan pajak bahan bakar, mengadakan peninjauan kembali sistem perpajakan dan menaikkan upah minimum dan membatalkan pemotongan pajak bagi orang kaya serta program ekonomi lainnya yang pro pebisnis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News