MOMSMONEY.ID - Kinerja perbankan di Indonesia mulai rilis satu persatu. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mengumumkan kinerja tahun 2024 yang naik dua digit. Ini adalah kinerja konsolidasian, total bank termasuk bisnis syariahnya.
Bank OCBC NISP mencatatkan laba Rp 4,86 triliun di akhir 2024. Pencapaian ini lebih tinggi 18,9% dibanding tahun 2023 yang sebesar Rp 4,09 triliun.
Dalam laporan keuangannya, Bank OCBC NISP menjelaskan, ada kenaikan pendapatan bunga Rp 18,77 triliun, atau lebih tinggi 14,24% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16,42 triliun.
Sementara itu beban bunga sebesar Rp 7,73 triliun, naik 18,68% dari sebelumnya Rp 6,51 triliun.
Dengan begitu, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank OCBC NISP sebesar Rp 11,04 triliun, masih lebih tinggi 11,4% dibanding sebelumnya Rp 9,91 triliun.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), total simpanan nasabah mencapai Rp 205,9 triliun, naik 13% year on year dari sebelumnya Rp 181,8 triliun.
Rinciannya, simpanan giro di Bank OCBC NISP tumbuh 7,9% menjadi Rp 59,64 triliun.
Simpanan di tabungan naik paling tinggi yaitu 17,7% menjadi Rp 54,31 triliun.
Sedangkan simpanan masyarakat di deposito, tumbuh 14,42% menjadi Rp 91,98 triliun.
Penyaluran kredit bruto Bank OCBC NISP sepanjang tahun 2024 sebesar Rp 170,5 triliun, naik 11% dari sebelumnya Rp 154,1 triliun.
Dengan begitu, total aset Bank OCBC NISP di akhir 2024 mencapai Rp 281 triliun, tumbuh 12,5% dibanding tahun 2023 yang sebesar Rp 249,75 triliun.
Prinsip kehati-hatian
Bank OCBC NISP bilang, pertumbuhan laba bersih yang didorong oleh kenaikan NII 11% dan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sebesar 87%, mencerminkan pengelolaan kualitas aset dan risiko yang terjaga dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian.
“Sepanjang tahun 2024, OCBC mencatatkan kinerja yang tangguh, dengan pertumbuhan laba bersih mencapai dua digit. Hal ini menunjukkan kepercayaan nasabah kepada Bank, dan resiliensi Bank dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik," kata Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC, dalam rilis resminya.
Kualitas kredit juga senantiasa terjaga baik, terlihat dari rasio Kredit Bermasalah Bruto yang stabil di angka 1,6% dan Loan at Risk yang turun 0,4% secara point to point, dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, kondisi likuiditas Bank juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 260,6%, jauh di atas ketentuan regulator.
Selain itu, dari sisi pembiayaan, per 31 Desember 2024, Bank telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan dengan pertumbuhan sebesar 5,5 Triliun atau 17% YoY, di mana 42,3% di antaranya dalam bentuk pinjaman terkait keberlanjutan dan pembiayaan hijau. Kredit ritel tumbuh 14%, dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar 9%.
Di penghujung tahun, jumlah transaksi melalui e-channel berhasil mencatatkan pertumbuhan hingga 58% YoY. Pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 20% YoY, sedangkan pengguna aktif OCBC Business Mobile untuk nasabah korporasi mengalami peningkatan jumlah pengguna sebesar 30% YoY.
Di tahun 2024 ini, OCBC juga mencapai berbagai milestone, termasuk akuisisi Bank Commonwealth yang kemudian bergabung ke dalam OCBC.
“Dalam menghadapi peluang dan juga tantangan di tahun 2025 ini, tentunya dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, OCBC terus memegang teguh komitmen untuk berinovasi dan beradaptasi demi memberikan layanan terbaik kepada nasabah baik individu dan juga bisnis,” kata Parwati.
Selanjutnya: Mayoritas Hujan Ringan, Berikut Prakiraan Cuaca Papua Senin (3/2) & Selasa (4/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News