MOMSMONEY.ID - Termasuk gangguan tidur, simak penjelasan tentang delayed leep Phase Syndrome yang berbeda dengan insomnia.
Insomnia adalah jenis gangguan tidur yang paling umum dikenal kebanyakan orang. Padahal, ada jenis gangguan tidur lainnya yang juga penting untuk diketahui.
Delayed sleep phase syndrome, menurut Sleep Foundation, dikategorikan pada sebuah kondisi munculnya gangguan tidur di mana siklus tidur-bangun bergeser ke jam-jam berikutnya.
Gangguan yang muncul pada ritme sirkadian tidur atau jam tidur ini terjadi ketika seseorang menunda waktu tidurnya dua jam atau lebih dari jadwal tidur yang telah dijadwalkan.
Kondisi itu mengakibatkan mundurnya siklus waktu tidur dan menyebabkan jadwal bangun pun menjadi terlambat.
Baca Juga: 4 Faktor Pemicu Orang Mudah Marah dan Emosi, Kenapa Ya?
Melansir dari halaman Sleep Education, penundaan waktu tidur akan membuat pola tidur baru yang tentunya kurang sesuai dengan waktu tidur pada umumnya.
Gejala umum yang dirasakan oleh penderita gangguan ini selain penundaan waktu tidur adalah mengalami kesulitan untuk tidur pada jam tidur yang telah ditetapkan dan sulit untuk bangun pada pagi hari.
Gangguan tidur ini hampir mirip dengan insomnia yang membuat performa seseorang jadi berkurang saat pagi hari dibanding saat malam hari.
Delayed sleep phase syndrome juga dapat memberikan dampak buruk pada performa harian.
Seperti contohnya mudah merasa ngantuk pada siang hari yang diakibatkan karena adanya penundaan waktu tidur saat malam. Biasanya orang ini mendapat julukan “night owls”.
Penderita gangguan delayed sleep phase syndrome akan mengalami pola tidur tertunda yang stabil pada seminggu pertama, sebelum tubuh menyesuaikan diri secara alami dengan pola tidur baru.
Baca Juga: Kenali Tanda Cave Syndrome yang Sering Dikira Sifat Alami Introvert
Namun durasi dan kualitas tidur pun juga akan dipengaruhi karena perubahan waktu tidur itu tadi.
Yang membedakan gangguan ini dengan gangguan tidur lainnya adalah penderita delayed sleep phase syndrome merasakan kemudahan untuk tidur dengan nyenyak baik pada siang dan malam hari.
Hal itu disebabkan karena kuatnya keinginan untuk menonton film dan bermain gadget sesaat sebelum tidur yang akhirnya membuat jadwal tidur tertunda.
Untuk mengganti jam tidur yang tertunda tersebut, orang yang menderita delayed sleep phase syndrome akan memilih untuk tidur seharian pada saat weekend atau tidur panjang pada siang hari.
Orang-orang yang paling sering mengalami gangguan tidur ini menurut Mayo Clinic adalah anak-anak pada usia remaja dan menjelang dewasa.
Itulah tadi penjelasan tentang delayed sleep phase syndrome, gangguan tidur yang rawan terjadi pada anak muda. Apakah Anda pernah merasakannya?
Selanjutnya: Fokus Pasar Beralih, Dua Sektor Ini Diproyeksi akan Jadi Incaran Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News