MOMSMONEY.ID - Pemerintah bersama pelaku industri, lembaga keuangan, dan akademisi sepakat bahwa bonus demografi harus dioptimalkan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal ini mengemuka dalam acara CEO Connect sesi kedua, bagian dari rangkaian 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN, yang digelar di Bentara Budaya Art Gallery, Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Diskusi bertema “Talenta Unggul Indonesia: Pendidikan, Inovasi, dan Bonus Demografi” ini menghadirkan perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas, Standard Chartered Indonesia, Hacktiv8, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Direktur Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Kementerian PPN/Bappenas RI Endang Sulastri menjelaskan, pemerintah menyiapkan strategi jangka panjang agar potensi bonus demografi tidak terbuang percuma.
“Dalam 15 tahun ke depan, fokus utama kita adalah memastikan penduduk usia produktif memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan ekonomi masa depan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Menurut Endang, peningkatan kualitas SDM menjadi kunci agar penduduk produktif tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja baru melalui inovasi dan wirausaha.
Pemerintah, lanjutnya, telah menempatkan investasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja sebagai tiga pilar utama menuju visi Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Kolaborasi Menjadi Kunci Menuju Swasembada Energi Nasional
Dari sisi industri keuangan, HR Advisor Standard Chartered Indonesia Suryantoro Waluyo menilai, sektor perbankan memiliki peran penting dalam membuka akses pembiayaan dan literasi keuangan bagi generasi produktif.
“Bonus demografi harus diikuti dengan financial inclusion. Akses pembiayaan yang adil, digital, dan berkelanjutan akan menjadi katalis bagi transformasi sosial-ekonomi Indonesia,” jelasnya.
CEO Hacktiv8 Juventia Vicky menyoroti pentingnya kesiapan digital dalam menghadapi perubahan kebutuhan industri. Ia menilai, kolaborasi antara pendidikan formal, lembaga pelatihan, dan dunia usaha diperlukan untuk mencetak talenta yang relevan dengan industri masa depan.
“Selain kurikulum yang menyesuaikan kebutuhan industri, dunia kerja juga perlu membuka ruang belajar yang lebih luas bagi talenta muda,” katanya.
Sementara Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN Edy Giri Rachman Putra menegaskan, riset dan pendidikan perlu berjalan beriringan agar kebijakan pembangunan SDM berbasis bukti ilmiah.
“Kita perlu memastikan setiap keputusan strategis di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan memiliki dasar riset yang kuat, sehingga bonus demografi benar-benar menjadi modal pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui forum ini, peserta sepakat bahwa bonus demografi bukan sekadar momentum kependudukan, tetapi kesempatan strategis membangun SDM unggul yang adaptif, inovatif, dan produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Cek Bansos BLT Kesra di Cekbansos.kemensos.go.id di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News