MOMSMONEY.ID - Di Indonesia, bisa dibilang tak banyak produk fesyen hasil dari kolaborasi banyak seniman. Namun bukan berarti tak ada, ternyata sudah ada produk fesyen yang merupakan kolaborasi antar pelaku seni. Seniman yang terlibat antara lain seperti seniman instalasi, fotografer, ilustrator dan juga desainer.
Adalah K.A.L.A Studio yang menyajikan produk fesyennya, yang merumuskan konsep produk fesyen hasil kolaborasi dari pelaku seni. Ya namanya kolaborasi, proses pendirian dari K.A.L.A Studio juga dilakukan dengan semangat kolaborasi dari tiga orang, yakni; Vina Ameilya, Adinda Tri Wardhani, dan Karina Mahendra.
“Satu per satu punya peran, saya sebagai COO (Chief Operating Officer),” kata Adinda Tri Wardhani menceritakan proses pendirian dari K.A.L.A Studio dalam sebuah wawancara Senin (7/3). Adinda sendiri bukan tanpa bekal dalam menjalani bisnis ini, Ia sebelumnya sudah menekuni ilmu desain di salah satu kampus Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga: 4 Kiat Sukses Menembus Pasar Ekspor untuk Pelaku UMKM
Sekembali ke Indonesia, Adinda juga bekerja di salah satu media fashion di Jakarta. Gayung bersambut, apa yang dilakukan Adinda sejalan dengan bisnis yang dilakoninya. Meski di mengerjakannya paruh waktu, tetapi Ia bersama dua rekannya mempersiapkan K.A.L.A Studio dengan perencanaan bisnis yang matang.
Dalam hal kerja, mereka bertiga melakukan pembagian kerja. Ada yang mengurus keuangan, ada yang mengurus pemasaran dan ada yang mengurus operasional. Untuk awal pendirian, mereka bertiga bersepakat menggelontorkan modal Bersama-sama senilai Rp 60 juta. Modal ini digunakan untuk operasional dan juga produksi K.A.L.A Studio.
Berbeda dengan produsen produk fesyen lain yang lebih banyak mengandalkan pihak internal untuk mengembangkan desain produk. K.A.L.A Studio justru punya semangat kolaborasi. Mereka berusaha mencari desain dari produk seni terlebih dahulu, baru ditorehkan dalam bentuk printing di atas kain. “Untuk proses mendapatkan produk itu bisa menjadi produk fesyen bisa lama, ada yang setahun,” kata Adinda.
Baca Juga: Covid-19 Menginspirasi Arana Bike Mengolah Bambu Menjadi Sepeda
Adapun bentuk karya seni yang ditampilkan pada kain itu tidak harus berupa ilustrator saja, tetapi juga bisa berupa desain visual, lukisan, bahkan instalasi maupun karya fotografi. Setelah tertuang di atas kain, baru kemudian diproduksi atau dijahit menjadi beragam produk fesyen untuk perempuan maupun untuk laki-laki.
Karena memiliki konsep sebagai wadah kolaborasi, wajar jika banyak seniman yang kemudian terpincut kerjasama dengan mereka. Sebut saja beberapa nama Dvita Mahendra, Shadtoto Prasetio, Stacia Hadiutomo, Syagini Ratna Wulan, Guna & Melissa Bermara, dan Mulyana dan banyak lagi.
Ramah lingkungan
Yang membuatnya tambah menarik dari karya K.A.L.A Studio adalah, karya-karya seni tersebut dituangkan pada kain yang ramah lingkungan alias eco friendly. Jika kain tersebut ramah lingkungan, maka residu ataupun dampak lingkungan dari kain lebih sedikit. “Kami ingin menghasilkan produk yang tidak membuat masalah pada lingkungan,” kata Adinda.
Namun jangan anggap remeh dulu apa yang dilakukan K.A.L.A Studio. Adinda membutuhkan perjuangan agar bisa mendapatkan kepercayaan dari seniman yang mau mempercayakan produknya dijadikan motif fesyen. Untuk membuat kesepakatan dengan para seniman tersebut, Adinda harus menawarkan kerjasama.
Baca Juga: Cerita Sukses Lily Mariasari Raup Omzet Miliaran dari Batik Khas Jakarta
Bagi Adinda, prinsip saling menguntungkan menjadi prinsipnya. Sehingga, Kerjasama bisa berupa bagi hasil ada juga yang berupa beli putus desain yang dihasilkan. Sejak berdiri hingga saat ini, K.A.L.A Studio sudah memiliki 10 koleksi desain yang bisa dipesan oleh pelanggan K.A.L.A Studio. Yang pasti, desain yang diproduksi mereka tidak diproduksi massal alias dijual dalam jumlah terbatas.
Meski produksi produk dalam jumlah terbatas, bukan berarti omzet K.A.L.A Studio terbatas. Dari tahun ke tahun, pendapatannya semakin mempesona. Dengan modal awal Rp 60 juta, tahun 2018, pada tahun 2019, penjualannya mencapai Rp 1,5 miliar. “Tahun 2020 saat pandemi kami justru naik hampir Rp 2,8 miliar,” kata Adinda.
Meski tahun 2021 turun menjadi Rp 2,6 miliar, tetapi tetap lebih baik jika dibandingkan sebelum pandemi. Salah satu pendukung penjualan saat pandemi itu berasal kegiatan promosi yang gencar dilakukan tahun 2021. Selain itu, K.A.L.A Studio masuk dalam daftar UKM yang dikurasi oleh Bank BRI dan ikut dalam pameran Brilianpreneur 2021. Adinda bilang, pameran tersebut meningkatkan relasi bisnis mereka. Tahun 2022 ini, Adinda berharap bisa mengantongi omzet sebesar Rp 3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News