AturUang

Berikut Strategi Dirut BRI Kelola Risiko untuk Jangka Panjang

Berikut Strategi Dirut BRI Kelola Risiko untuk Jangka Panjang

MOMSMONEY.ID – Di tengah berbagai tantangan ekonomi, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ingin mempertahankan pertumbuhan yang solid. Dengan strategi dan pengelolaan risiko yang baik, BRI tidak mau terburu-buru mengejar keuntungan, karena perusahana tengah fokus dalam mengelola risiko untuk jangka panjang, salah satunya adalah dengan menyediakan cadangan yang cukup.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saat ini fundamental BRI dalam kondisi yang baik. Dalam situasi yang tidak mudah, BRI mencatat pembukuan laba Rp 60,64 triliun. Dan laba tersebut, BRI tidak mengalokasikan untuk modal. Karena modal sudah lebih dari cukup. “Kinerja tersebut merupakan hasil dari tata kelola bisnis dan manajemen risiko yang baik, serta strategi kehati-hatian dalam menghadapi berbagai potensi risiko,” katanya belum lama ini.

Lebih lanjut, salah satu indikator utama fundamental BRI tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BRI hingga akhir Desember 2024 yang mencapai 9,6% yoy. Dengan kenaikan 9,6%, hal ini menunjukkan bahwa BRI tetap bertumbuh secara organik di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Sunarso juga menuturkan bahwa BRI sengaja menjaga laba tetap stabil sebagai langkah kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Dengan strategi ini, bank nomor wahid ini mengaku tidak mau mencari keuntungan secara cepat, melainkan lebih fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang.

Baca Juga: Layani Nasabah Kaya, BRI Hadirkan Private Signature Outlet di Surabaya

Adapun, kehati-hatian ini terlihat dari NPL coverage ratio yang mencapai 215,05% per Desember 2024. Dengan cadangan sebesar itu, apabila terjadi peningkatan jumlah pinjaman bermasalah, Sunarso menyebut perusahaan masih memiliki cukup dana untuk mengantisipasi potensi kerugian, termasuk melalui penghapusbukuan (write-off) kredit macet.

BRI memandang bahwa ke depan masih ada ketidakpastian, maka bank berplat merah ini membentuk pencadangan. Artinya apa? Ini dilakukan untuk menyediakan ketenangan dan menyediakan cadangan bantalan. Sehingga jika terjadi hal yang punya risiko tinggi, BRI masih punya ketersediaan pencadangan.

Di sisi lain, strategi manajemen risiko yang solid diimbangi dengan komitmen BRI dalam memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham. Pada pembagian dividen interim Tahun Buku 2024, BRI membagikan total dividen Rp 20,34 triliun, dengan Rp 10,88 triliun disetorkan kepada negara sebagai pemegang saham mayoritas. Kontribusi ini turut mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan penerimaan negara untuk berbagai program strategis negara.

Dengan demikian lewat strategi yang terukur dan pengelolaan risiko yang baik, BRI fokus pada kinerja berkelanjutan serta serta memberikan dampak positif yang luas bagi seluruh pemangku kepentingan.

Baca Juga: Kolaborasi BRI dan Blue Bird Hadirkan Solusi Keuangan untuk Pengemudi

Selanjutnya: Hitungan BI, Total Factor Productivity Harus Naik Jadi 3,61% Agar Ekonomi Tumbuh 8%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Survei KG Media