InvesYuk

Bank DBS Beberkan Prospek Investasi di Kuartal I 2025, Ini Proyeksinya

Bank DBS Beberkan Prospek Investasi di Kuartal I 2025, Ini Proyeksinya

MOMSMONEY.ID - DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 1Q25: Game Changers menyampaikan prospek investasi di kuartal I 2025.

Menariknya,  Chief Investment Officer DBS Hou Wey Fook dalam keterangan tertulis mengatakan, DBS Group Research memperkirakan, negara dengan perekonomian terkait olahraga terus menguat, didorong oleh pertumbuhan pesat live streaming olahraga.

Lebih lanjut, investasi dengan fokus tematik bisa disasar ke investasi olahraga.

Menurut Fook Negara dengan perekonomian terkait olahraga terus menguat, didorong oleh pertumbuhan pesat live streaming olahraga, peningkatan antusiasme terhadap olahraga wanita dan usia muda, serta lonjakan popularitas kompetisi esports.

Penerima manfaat utama dari tren ini meliputi: analitik olahraga, streaming, tiket, dan permainan video olahraga.

Memasuki tahun 2025, lanskap geopolitik dan ekonomi global tetap kompleks dan penuh nuansa hingga sulit dipahami. Secara khusus, pemilihan presiden AS yang baru saja selesai diperkirakan akan memberikan dampak luas terhadap pasar dan aset berisiko di seluruh dunia. 

Dengan Partai Republik menguasai baik Senat maupun Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintahan Trump kini memiliki mandat jelas dan kekuatan besar untuk mendorong agenda kebijakan apa pun di Capitol Hill, baik itu pemotongan pajak, perubahan iklim, maupun keamanan perbatasan.

Baca Juga: EBC Mengupas Perubahan Ekonomi Indonesia di Era Prabowo, Ini Hasil Analisisnya

Dengan demikian, asumsi yang berlaku umum, bahwa resesi akan segera terjadi dan pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) secara tajam, kini tidak berlaku lagi.

Sebaliknya, momentum makroekonomi AS diperkirakan akan meningkat pesat seiring dengan upaya Trump mewujudkan janji kebijakannya terkait pemotongan pajak dan pengeluaran fiskal ekspansionis. 

Meskipun optimisme pertumbuhan tetap ada, terdapat ketidakpastian besar terkait kehadiran Trump 2.0, yaitu kesinambungan fiskal (atau kebalikannya) dari rencana kebijakannya dan kemungkinan perang dagang akibat rencana kenaikan tarif yang diusulkan Trump.

Dalam konteks kebijakan fiskal ekspansionis dan ketegangan geopolitik, yang meningkat, DBS CIO mengungkapkan dalam keterangan tertulis, yakin bahwa pendekatan "barbell" dalam konstruksi portofolio merupakan strategi tepat. Ini dapat dicapai dengan mengambil posisi ekstrem.

Seperti, mencari paparan pada sektor-sektor dengan beta tertinggi dan memanfaatkan potensi dari kebijakan ekspansionis Trump, dan mencari eksposur pada kelas aset paling defensif untuk melindungi kinerja portofolio dari dampak negatif kebijakan Trump.

Rekomendasi DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 1Q25:

Baca Juga: Tips Menyusun Deposito Jangka Pendek

Untuk menghadapi kebijakan ekspansionis Trump, DBS CIO telah meningkatkan peringkat untuk ekuitas, dari kinerja di bawah rata-rata (underweight) menjadi netral.

DBS CIO tetap mempertahankan peringkat kinerja membaik (overweight) untuk saham AS karena pemotongan pajak yang akan datang diperkirakan akan meningkatkan margin perusahaan.

Secara sektoral, DBS CIO terus mendukung saham teknologi AS karena potensi pertumbuhannya sekuler dan nilai betanya tinggi, sebesar 1,4 kali saham global (dalam kurun 10 tahun).

Ini akan memungkinkan investor meraih keuntungan yang signifikan seiring dengan penerapan kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi oleh pemerintahan baru.

Untuk mengurangi risiko perang dagang, DBS CIO mempertahankan porsi yang besar untuk pendapatan tetap karena memberikan perlindungan terhadap penurunan harga jika ketegangan perdagangan meningkat lebih dari yang diperkirakan.

Lalu, rasio risiko imbal hasil juga menarik, dengan imbal hasil obligasi kembali ke angka 4,4%. 

Baca Juga: Mau Bikin Resolusi Keuangan 2025? blu by BCA Digital Punya Banyak Fitur Keuangan

DBS CIO juga mempertahankan peringkat kinerja di bawah rata-rata untuk ekuitas Eropa karena diperkirakan akan memberikan kinerja di bawah rata-rata.

Ini mengingat kenaikan tarif AS akan memaksa eksportir Tiongkok untuk mengalihkan barang-barang mereka ke pasar non-AS, yang pada gilirannya akan meningkatkan persaingan.

Di luar pasang surut kebijakan di Capitol Hill, juga perlu memperhatikan faktor-faktor makro jangka panjang yang akan menentukan arah pasar di luar kebisingan jangka pendek seputar kepresidenan Trump. 

DBS CIO yakin bahwa aset berisiko akan tetap didukung dengan baik oleh faktor-faktor berikut pada 2025:

  1.  Perlambatan terkendali perekonomian AS, pasar tenaga kerja kuat, dan rasio suku bunga rendah, yang melindungi perusahaan dari ketegangan perdagangan, mendukung margin perusahaan tetap tangguh
  2. Meningkatnya kekayaan bersih rumah tangga dan utang rumah tangga terendah selama ini sebagai persentase dari PDB (71%) mendukung konsumsi domestik
  3. Kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan mendorong kenaikan produktivitas secara berarti.

Selanjutnya: India PM Modi Invites Investments in Mobility Sector, Vows Government Support

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News