MOMSMONEY.ID - Belakangan diduga sebagai penyakit kulit yang diidap Jokowi apa itu Sindrom Stevens-Johnson sebenarnya?
Belakangan, muncul kabar di media sosial yang menyebut Presiden Joko Widodo menderita Steven Johnson Syndrome (SJS), penyakit kulit langka yang berbahaya.
Namun, informasi itu langsung dibantah oleh ajudan Presiden Kompol Syarif Fitriansyah. Ia menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar alias hoaks.
Menyadur dari Kompas.com, Syarif menjelaskan, Presiden Jokowi tidak menunjukkan gejala SJS, seperti rasa panas menyengat atau gatal berlebihan. Yang terjadi hanyalah reaksi alergi kulit ringan, bukan penyakit serius atau kondisi autoimun.
Alergi tersebut diduga muncul karena perubahan cuaca ekstrem setelah Jokowi melakukan perjalanan ke Vatikan. Gejalanya baru terlihat beberapa hari setelah beliau kembali ke Indonesia.
Baca Juga: 5 Manfaat Skincare Probiotik untuk Kulit, Lebih dari Sekadar Tren!
Saat ini, Presiden menjalani perawatan ringan di rumah pribadinya di Solo bersama tim dokter. Kondisi kesehatannya secara umum tetap baik—bahkan sudah bisa bersepeda, bermain dengan cucu, sarapan bersama keluarga, dan menerima tamu seperti biasa.
Presiden Jokowi sendiri telah memberi klarifikasi kepada media. Ia memastikan bahwa kondisi kulitnya hanyalah alergi biasa, bukan SJS seperti yang ramai dibicarakan di dunia maya. Dengan kata lain, tidak ada gangguan kesehatan serius yang sedang ia alami.
Namun, apa itu Sindrom Steven-Johnson sebenarnya? MomsMoney akan mengulasnya pada kesempatan kali ini. Simak, yuk!
Apa itu Sindrom Stevens-Johnson?
Mengutip dari Mayo Clinic, Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah penyakit langka yang menyerang kulit dan lapisan lendir seperti di mulut, mata, dan alat kelamin. Penyakit ini biasanya muncul sebagai reaksi terhadap obat atau infeksi tertentu.
Awalnya, gejalanya mirip seperti flu, misalnya demam, lelah, dan sakit tenggorokan. Tak lama kemudian muncul ruam merah yang menyakitkan, lalu kulit bisa melepuh dan mengelupas seperti luka bakar.
Kulit yang rusak ini akan rontok dan proses penyembuhannya bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Dalam kasus yang sangat parah, kondisi ini bisa berubah menjadi nekrolisis epidermis toksik (TEN), yaitu di mana lebih dari 30% kulit tubuh rusak. Ini termasuk kondisi gawat darurat medis yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bahkan ICU.
Bagaimana Sindrom Steven-Johnson Diobati?
Pengobatan untuk SJS umumnya dilakukan di rumah sakit. Dokter akan menghentikan obat penyebabnya (jika diketahui), mengobati luka kulit, memberikan obat untuk meredakan nyeri, dan mencegah infeksi. Perawatan ini juga bertujuan untuk membantu kulit pulih secara bertahap.
Baca Juga: 5 Jus Buah Terbaik untuk Mencerahkan Wajah, Selamat Tinggal Kulit Kusam!
Gejala Sindrom Steven-Johnson
Gejala Sindrom Steven-Johnson awal yang muncul 1–3 hari sebelum ruam antara lain:
- Demam
- Sakit tenggorokan dan mulut
- Lemas
- Mata terasa perih atau terbakar
Setelah itu, akan muncul gejala seperti:
- Nyeri pada kulit
- Ruam merah atau keunguan yang menyebar
- Lepuh di kulit dan pada mulut, hidung, mata, atau alat kelamin
- Kulit mengelupas beberapa hari setelah munculnya lepuh
Apa penyebab Sindrom Steven-Johnson?
Penyebab pasti Sindrom Steven-Johnson tidak selalu bisa diketahui, tapi kebanyakan kasus dipicu oleh:
1. Obat-obatan tertentu, seperti:
- Obat asam urat (misalnya allopurinol)
- Obat kejang dan gangguan mental (antikonvulsan dan antipsikotik)
- Antibiotik dari golongan sulfa
- Obat HIV seperti nevirapine
- Obat penghilang nyeri seperti parasetamol, ibuprofen, dan naproksen
2. Infeksi, seperti pneumonia atau HIV
Baca Juga: Kulit Berminyak Juga Butuh Serum Vitamin C, Inilah 6 Manfaatnya yang Harus Anda Tahu
Siapa yang berisiko lebih tinggi mengalami Sindrom Steven-Johnson?
Beberapa orang lebih rentan terkena Sindrom Steven-Johnson, yaitu:
- Penderita HIV/AIDS
- Orang dengan sistem imun lemah (misalnya pasca transplantasi organ)
- Pasien kanker, khususnya kanker darah
- Orang yang pernah terkena SJS sebelumnya akibat obat tertentu
- Mereka yang memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami SJS
- Orang dengan faktor genetik tertentu, seperti gen HLA-B*1502, yang umum pada keturunan Asia
Komplikasi Sindrom Steven-Johnson yang bisa terjadi
Sindrom Steven-Johnson bisa menimbulkan berbagai masalah serius, antara lain:
- Dehidrasi
- Infeksi darah (sepsis)
- Masalah mata
- Gangguan paru-paru
- Bekas luka permanen
Baca Juga: Lakukan 4 Hal Ini Untuk Atasi Double Chin dan Mengencangkan Kulit Leher
Bagaimana cara mencegah Sindrom Steven-Johnson?
Jika Anda pernah mengalami Sindrom Steven-Johnson karena obat, hindari obat tersebut selamanya, karena paparan kedua bisa jauh lebih parah dan berbahaya.
Selain itu, orang keturunan Asia atau Asia Selatan disarankan melakukan tes genetik untuk melihat apakah mereka memiliki gen HLA-B*1502 sebelum menggunakan obat tertentu seperti untuk epilepsi.
Jika Sindrom Steven-Johnson terjadi dalam keluarga, anggota keluarga dekat juga sebaiknya menghindari obat yang pernah memicu kondisi tersebut.
Demikianlah ulasan tentang apa itu Sindrom Steven-Johnson, penyakit kulit yang diduga diidap Jokowi. Sindrom Stevens-Johnson adalah penyakit serius yang bisa mengancam jiwa, tetapi juga bisa dicegah jika kita tahu pemicunya dan berhati-hati dalam penggunaan obat.
Mengenali gejala awal dan segera mencari pertolongan medis sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Baca Juga: 5 Manfaat Sunscreen SPF 50 untuk Wajah, Cocok untuk Kulit yang Gampang Belang
Selanjutnya: Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Naik atau Turun? (10 Juni 2025)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News