Keluarga

Akhir Pekan Ini Ada Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Semarang & Bandung

Akhir Pekan Ini Ada Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Semarang & Bandung

MOMSMONEY.ID - Hari tanpa bayangan di Indonesia dimulai pada 21 Februari 2024. Pada akhir pekan ini, Sabtu (2/3) dan Minggu (3/3), fenomena ini bisa disaksikan di Semarang dan Bandung.

Peristiwa hari tanpa bayangan ini bisa disaksikan dan dirasakan secara bergiliran di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi Anda yang tinggal di Semarang dan Bandung, Moms cukup beruntung untuk bisa menyaksikan persitiwa kulminasi ini.

Sebelumnya, fenomena kulminasi atau hari tanpa bayangan ini juga sudah dirasakan dan disaksikan bagi mereka yang tinggal di Mataram & Denpasar pada 27 Februari 2024 serta di Kupang pada 23 Februari 2024.

Lalu, Yogyakarta pada Kamis, 29 Februari 2024, dan Surabaya pada Jumat, 1 Maret 2024.

Baca Juga: Berikut 5 Tips Atur Keuangan Dengan Konsep Syariah

Adapun kulminasi atau hari tanpa bayangan bisa Moms saksikan hari ini di Semarang pada pukul 11.50.17 WIB. Sementara di Bandung, hari tanpa bayangan bisa disaksikan pada Minggu, (3/3) pukul 12.01.38 WIB. 

Kulminasi atau transjit atau istiwa’ adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit dan segaris lurus dengan bumi. 

Nah, saat deklinasi matahari alias sudut antar khatulistiwa dan garis yang ditarik dari pusat bumi menuju pusat Matahari, sama dengan lintang pengamat maka fenomena ini disebut kulminasi utama. 

Baca Juga: Nabung 5 Ribu Setiap Hari, Selama Setahun Bisa Dapat Berapa?

Pada saat itu, Matahari akan tepat di atas kepala pengamat. Akibatnya, bayangan benda tegak seolah-olah menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Maka kulminasi disebut juga hari tanpa bayangan. 

Hari tanpa bayangan di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh. Serta 7 September 2024 di Sabang, Aceh, hingga 21 Oktober 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur. 

Kulminasi utama atau hari tanpa bayangan di Indonesia akan terjadi dua kali dalam satu tahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News