AturUang

AFPI Dorong Edukasi Literasi dan Inklusi Keuangan

AFPI Dorong Edukasi Literasi dan Inklusi Keuangan

MOMSMONEY.ID – Literasi dan inklusi keuangan masih menjadi salah satu tantangan utama dalam industri keuangan di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mendapati indeks literasi keuangan masyarakat mencapai 66,46%, yang cukup tertinggal dari capaian indeks inklusi keuangan sebesar 80,51%. 

Untuk itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) sebagai organisasi yang menaungi fintech peer to peer lending (P2P) telah terlibat di dalam 541 forum dan kegiatan strategis untuk mendorong tingkat literasi dan edukasi keuangan masyarakat sepanjang 2024. 

Melanjutkan komitmen tahun sebelumnya, AFPI terus menggencarkan program literasi dan inklusi keuangan pada 2025. Komitmen itu terlihat dari sejumlah rencana kegiatan literasi dan edukasi dengan menyasar berbagai elemen masyarakat, mulai dari UMKM dan komunitas, civitas academica, media massa, serta program-program dari para anggota AFPI. 

Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar menyampaikan, literasi dan edukasi merupakan kunci untuk membantu masyarakat tidak terjebak oleh platform ilegal yang merugikan dan membantu pemerintah memperluas literasi dan inklusi keuangan nasional. Upaya edukasi yang terus dilakukan juga sejalan dengan arahan dan dukungan dari regulator. “Kami meyakini dengan edukasi dan inovasi yang berkelanjutan, industri ini bisa terus berkontribusi positif terhadap ekonomi digital Indonesia, lewat kemudahan akses pada layanan keuangan,” katanya dalam siaran pers, Selasa (6/5).

Seiring dengan penguatan program literasi dan edukasi keuangan, platform-platform anggota AFPI juga terus memanfaatkan teknologi untuk memperluas akses keuangan yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dan perlindungan konsumen. Pemanfaatan teknologi ini turut berkontribusi terhadap pertumbuhan industri. 

Data kinerja Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) dari OJK menunjukkan jumlah peminjam (borrower) mencapai 146,5 juta atau tumbuh sekitar 20% year on year (yoy) per Januari 2025. Industri sepanjang Januari 2025 juga berhasil menyalurkan pinjaman senilai Rp 27,86 triliun dengan outstanding di periode serupa sebesar Rp 78,5 triliun.

Pertumbuhan itu juga diikuti dengan perbaikan tingkat risiko kredit macet agregat (TWP90) di platform Pindar. Per Januari 2025, TWP90 di Pindar berhasil ditekan ke level 2,52%, membaik dari pencapaian di Desember 2024 sebesar 2,60%.

Baca Juga: Kasus Dugaan Kartel Bunga Pinjol Dinilai Berpengaruh Bagi Industri Fintech Lending

Entjik menambahkan, dukungan pemerintah melalui regulasi berhasil membuka jalan bagi industri dalam terus berinovasi. UU Perlindungan Data Pribadi misalnya, memberikan jaminan perlindungan bagi konsumen, sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap pelaku usaha. 

Selain itu, kehadiran Panduan Kode Etik Kecerdasan Buatan (AI) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandu industri P2P Lending dalam memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) secara etis dan berpihak pada konsumen. Seperti diketahui, pemanfaatan teknologi khususnya AI merupakan salah satu faktor layanan P2P Lending hadir sebagai salah satu solusi finansial dengan akses jangkauan yang luas dan inklusif.

Beberapa contoh penerapan AI dalam pinjaman daring ini terwujud dalam penilaian dan manajemen risiko kredit, asisten virtual berbentuk chatbot, melakukan pemasaran dan akuisisi nasabah, hingga mendeteksi penipuan dan mencegah terjadinya fraud. Penipuan dan fraud sendiri merupakan salah satu tantangan besar dalam ekosistem keuangan digital. Penggunaan AI dalam menghadapi tantangan tersebut merupakan solusi yang diadopsi oleh industri.

AFPI menyiapkan sejumlah langkah untuk mencegah terjadinya penipuan dan fraud dengan memanfaatkan teknologi AI. Beberapa teknologi itu seperti verifikasi wajah secara real time, verifikasi biometrik, serta penggunaan kriptografi yang mencegah terjadinya manipulasi, pencurian, maupun penyalahgunaan data identitas. AFPI percaya pemanfaatan AI yang optimal berperan penting dalam pengembangan inovasi layanan P2P Lending.

Baca Juga: Penyesuaian Bunga Tak Berpengaruh Signifikan Terhadap Industri Fintech Lending

Selanjutnya: Aset Unit Syariah Bank Merosot di Tengah Dorongan Spin Off

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News