HOME, Keluarga

6 Tips Menghadapi Anak Remaja yang Berperilaku Tidak Sopan. Yuk, Catat!

6 Tips Menghadapi Anak Remaja yang Berperilaku Tidak Sopan. Yuk, Catat!

MOMSMONEY.ID - Umumnya, saat anak remaja mencoba memantapkan posisinya di dunia ini, mereka sering dipertanyakan dan dikritik. Akibatnya, anak pun mudah merasa murung maupun kesal.

Jika perlakuan yang demikian terus-menerus anak dapatkan, maka kemungkinan besar anak akan menyimpulkan bahwa tidak ada yang bisa memahami mereka. Pada akhirnya, anak tak segan untuk mulai menunjukkan perilaku tidak sopan akibat terus dipertanyakan dan dikritik. Adapun beberapa perilaku tidak sopan yang cukup sering dilakukan oleh para remaja yakni berdebat atau melawan saat dinasihati, menggunakan bahasa yang menyinggung, menuntut, mengabaikan, menolak permintaan, membanting pintu selama percakapan, hingga menggunakan ponsel saat berbicara.

Alih-alih langsung marah, sebaiknya praktikkanlah 6 tips berikut ini untuk membantu Anda menghadapi anak remaja yang berperilaku tidak sopan dengan tepat sebagaimana dilansir dari Mom Junction.

Baca Juga: 4 Skincare yang Hanya Boleh Digunakan pada Malam Hari, Jangan Sampai Keliru!

1. Pahami pikiran anak Anda

Studi menunjukkan bahwa ketika anak-anak memasuki masa remaja, sirkuit yang menghubungkan korteks prefrontal ke sistem penghargaan otak tengah mulai berkembang. Nah, karena wilayah otak yang terkait dengan sistem penghargaan diaktifkan, maka remaja pun cenderung mengabaikan risiko yang berkaitan dengan tindakan tertentu. Dengan demikian, anak remaja dapat menikmati perilaku berisiko yang sering kali meresahkan.

Adapun perkembangan otak yang tidak merata pun diketahui dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem dan membuatnya impulsif. Jadi, penting bagi Anda sebagai orang tua untuk memahami perkembangan biologis anak remaja Anda guna menghadapi perilaku mereka dengan tepat.

2. Fokus pada perilaku anak alih-alih pribadinya

Sering kali, perilaku anak yang tidak sopan merupakan tanda bahwa mereka memiliki kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Selain itu, ketidaksopanan anak juga bisa jadi merupakan sarana bagi mereka untuk menarik perhatian Anda.

Dalam situasi seperti itu, duduklah bersama anak remaja Anda dan beri tahu mereka bahwa Anda akan selalu ada dan siap untuk mendengarkan apa yang mereka katakan. Yakinkanlah anak Anda bahwa Anda mencintai mereka tanpa syarat. Saat anak sedang berbagi pemikirannya dengan Anda, dengarkanlah mereka hingga selesai alih-alih menyela.

Tatkala anak Anda menunjukkan perilaku yang tidak sopan, hindari untuk mengomentari karakter atau kepribadian mereka. Sebaliknya, berfokuslah pada perilakunya saja. Dengan memahami perilaku anak remaja Anda, itu akan membantu Anda untuk melihat kebutuhan emosional anak dan berempati kepada mereka.

3. Abaikan perilaku tidak sopan yang ringan

Ketika anak remaja Anda berperilaku tidak sopan namun masih tergolong ringan seperti mengangkat alis, pura-pura bosan, bergumam pelan, atau mengangkat bahu, sebaiknya abaikan saja bentuk ketidaksopanan yang demikian. Di sisi lain, Anda tidak boleh menoleransi perilaku tidak sopan anak dalam bentuk kekasaran karena mengabaikan kekasaran bisa menyebabkan ekskalasi dari perilaku tersebut.

Oleh sebab itu, jangan biarkan anak Anda tumbuh di lingkungan di mana kekuatan hanya ada pada Anda atau di mana anak dikelilingi oleh aturan dan harapan. Pasalnya, lingkungan yang semacam itu sangat mungkin membuat anak tidak berdaya dan tertekan, alhasil anak tidak akan ragu untuk membalas dan berdebat dengan Anda.

Sebagai gantinya, biarkan anak Anda mengekspresikan diri dan menyampaikan ide-ide mereka serta dengarkanlah mereka tanpa menilai, mengejek, menyela, mengkritik, atau menawarkan nasihat.

4. Tetapkan konsekuensi dan laksanakan

Sama pentingnya dengan mengakui perilaku baik anak, menetapkan konsekuensi atas perilaku buruk anak dan menindaklanjutinya juga perlu Anda terapkan. Kendati begitu, masih banyak orang tua yang membuat kesalahan umum dengan mengancam anak menggunakan konsekuensi saat mereka berperilaku buruk namun tidak menindaklanjutinya.

Padahal, menindaklanjuti konsekuensi akan mendorong anak remaja Anda untuk memahami batasan dan memercayai Anda karena Anda mampu memegang teguh kata-kata yang telah diucapkan. Yang terpenting, anak akan belajar bahwa perilaku buruk atau tidak sopan mereka tersebut tidak dapat diterima.

5. Hindari argumen yang tidak perlu

Terlibat dalam argumen tidak akan pernah memberikan hasil yang positif. Sebaliknya, argumen cenderung membuat pihak-pihak yang terlibat menjadi lepas kendali. Sebagai orang dewasa, ingatlah bahwa Anda dapat menangani emosi Anda dengan lebih baik daripada remaja, jadi tenangkan diri Anda dalam situasi semacam itu.

Jika anak Anda menginginkan ruang, jangan pernah memaksa mereka untuk berbicara pada saat itu juga karena dapat mengakibatkan pertengkaran besar. Tunggulah beberapa saat atau akhiri percakapan dengan mengatakan bahwa mereka dapat mendekati Anda ketika mereka sudah kembali merasa nyaman untuk berbicara. Dalam fase penting ini, berusahalah selalu ada untuk anak Anda.

6. Gunakan humor

Ingatlah selalu bahwa tertawa bersama dapat mencairkan suasana, menyelesaikan konflik, dan mendekatkan Anda dengan anak. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan humor karena humor bisa memberikan perspektif yang berbeda pada situasi tegang dan meringankan nada percakapan.

Saat menciptakan humor, hindari untuk mengejek atau menyindir anak karena hal tersebut dapat mengembalikan ketegangan sekaligus membuat anak merasa tidak nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News