MOMSMONEY.ID - Labuan Bajo masih punya cerita panjang sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia.
Ke depan, kawasan di Nusa Tenggara Timur ini tak hanya mengandalkan keindahan alam, tapi juga cara pengembangannya yang makin berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Salah satu kawasan yang tengah disiapkan dengan pendekatan tersebut adalah Mawatu Labuan Bajo.
Kawasan ini dikembangkan dengan konsep yang menyeimbangkan pelestarian lingkungan pesisir, penguatan infrastruktur, serta pemberdayaan masyarakat lokal agar pertumbuhan pariwisata tidak mengorbankan alam dan komunitas sekitar.
Dalam pengembangannya, Mawatu berupaya tumbuh bersama ekosistem pesisir Labuan Bajo. Sejumlah langkah mitigasi dilakukan, mulai dari relokasi hingga penanaman ulang mangrove yang terdampak pembangunan.
Baca Juga: Desa Wisata Pentingsari di Lereng Merapi Tak Sekadar Menawarkan Pesona Alam
Mangrove dinilai penting sebagai pelindung alami garis pantai sekaligus habitat biota laut. Upaya tersebut juga diperkuat dengan berbagai inisiatif penghijauan di dalam kawasan sebagai komitmen jangka panjang menjaga keseimbangan lingkungan.
Direktur Mawatu Heryanto Kurniawan menegaskan, keberlanjutan menjadi landasan utama setiap keputusan pengembangan.
“Keindahan Labuan Bajo adalah kekuatan utama kawasan ini. Karena itu, setiap langkah pengembangan Mawatu kami rancang dengan kehati-hatian agar tetap selaras dengan alam dan memberi dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat sekitar,” ujarnya dalam keterangan resmi Kamis (18/12).
Dari sisi infrastruktur, Mawatu juga menyiapkan kawasan agar siap menyambut pertumbuhan wisata Labuan Bajo yang terus meningkat.
Ketersediaan air bersih disokong kapasitas cadangan hingga 700 meter kubik melalui kerja sama dengan PDAM Labuan Bajo serta pemanfaatan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).
Teknologi ini memungkinkan air laut digunakan sebagai sumber alternatif tanpa membebani ketersediaan air tawar setempat, yang krusial bagi kawasan pesisir dengan tingkat kunjungan tinggi.
Baca Juga: Bukan Cuma Pantai, Oktober Nanti Labuan Bajo Punya Spot Lifestyle Baru
Perancangan bangunan di kawasan ini juga mengusung desain pasif, dengan bukaan yang optimal untuk memaksimalkan cahaya alami dan sirkulasi udara.
Pendekatan tersebut tak hanya menciptakan ruang yang nyaman, tetapi juga membantu menekan kebutuhan energi, sejalan dengan konsep pembangunan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Tak kalah penting, dampak sosial dan ekonomi turut menjadi perhatian. Sejak pra-pembukaan pada awal Oktober 2025, Mawatu bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menghadirkan Seaside Market sebagai ruang kolaborasi bagi pelaku UMKM lokal.
Lebih dari 36 pelaku usaha, mulai dari penajin, seniman, hingga pelaku kuliner, terlibat dan secara konsisten menjangkau ribuan pengunjung setiap minggunya, mendorong perputaran ekonomi yang lebih inklusif.
Ke depan, kehadiran tenant nasional dan internasional seperti Cinema XXI, serta pengembangan hotel, resor, hingga beach club di kawasan Mawatu, diharapkan membuka peluang kerja baru dan memperkuat dampak ekonomi jangka panjang bagi masyarakat Labuan Bajo.
“Kami ingin Mawatu terus berkontribusi bagi perkembangan ekonomi dan pariwisata Labuan Bajo, sekaligus memastikan kawasan ini tumbuh seimbang bersama alam dan komunitas lokal," ujar Heryanto.
Selanjutnya: Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News