MOMSMONEY.ID - Skoliosis merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kelengkungan abnormal tulang belakang yang tampak dari samping maupun dari belakang. Kelengkungan ini bisa berbentuk huruf "S" atau "C". Kondisi ini umumnya ditemukan pada masa pertumbuhan sebelum pubertas, namun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Apa saja gejala dan penyebab skoliosis sebenarnya?
Momsmoney akan mengulas lebih dalam terkait gejala dan penyebab skoliosis agar Anda dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan dini, merangkum dari laman Halodoc dan Hello Sehat. Simak, ya!
Gejala Skoliosis
Gejala skoliosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat dan lokasi kelengkungan. Gejala umum meliputi:
- Salah satu bahu mungkin tampak lebih tinggi daripada yang lain, atau satu pinggul yang tampak lebih menonjol.
- Dalam beberapa kasus, skoliosis menyebabkan rotasi tulang belakang, yang membuat otot-otot punggung terlihat lebih menonjol pada satu sisi.
- Ketegangan pada otot karena kelengkungan tulang belakang dapat menyebabkan kelelahan, terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu lama.
- Meskipun banyak kasus skoliosis yang tidak menyebabkan rasa sakit, pada beberapa individu dapat muncul nyeri yang terlokalisir di area kelengkungan.
Baca Juga: Aneka Lauk Pauk untuk Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Catat ya!
Penyebab Skoliosis
Penyebab pasti dari sebagian besar kasus skoliosis tidak diketahui (idiopatik), namun beberapa faktor yang mungkin berperan antara lain:
1. Faktor Genetik
Skoliosis sering terjadi dalam keluarga, menunjukkan adanya komponen genetik yang kuat.
2. Gangguan Pertumbuhan
Kelengkungan dapat berkembang sebagai akibat dari pertumbuhan tulang belakang yang tidak merata.
3. Neuromuskular
Kondisi seperti cerebral palsy atau distrofi otot dapat menyebabkan gangguan pada otot-otot yang mendukung tulang belakang, memicu skoliosis.
Baca Juga: Apakah Bayam Menyebabkan Asam Urat atau Tidak? Cek Faktanya di Sini
4. Degeneratif
Pada orang dewasa, skoliosis mungkin berkembang sebagai akibat dari degenerasi tulang atau jaringan lunak tulang belakang seiring dengan bertambahnya usia.
Nah, itulah ulasan mengenai gejala dan penyebab skoliosis yang perlu Anda ketahui. Diagnosa skoliosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan konfirmasi dengan rontgen tulang belakang untuk melihat tingkat kelengkungan. Pilihan pengobatan tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia pasien, tingkat kelengkungan, dan potensi perkembangan kelengkungan.
Meskipun tidak semua kasus skoliosis dapat dicegah, beberapa langkah dapat diambil untuk meminimalkan risiko atau dampak dari kondisi ini. Misalnya saja seperti melakukan latihan penguatan punggung dan menjaga postur tubuh yang baik. Pemeriksaan rutin kesehatan, terutama selama masa pertumbuhan anak, juga penting untuk deteksi dini.
Kesadaran dan pengetahuan tentang skoliosis sangat penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mengambil langkah proaktif dalam pengelolaannya. Semoga bermanfaat, ya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News