HOME, InvesYuk

Sempat Menguat, IHSG Akhirnya Loyo di Akhir Perdagangan Selasa (29/3)

Sempat Menguat, IHSG Akhirnya Loyo di Akhir Perdagangan Selasa (29/3)

MOMSMONEY.ID - Sempat ditutup menguat kemarin, kini  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir melemah 37,91 poin atau 0,54% ke 7.011,69 pada akhir perdagangan Selasa (29/3). Sebanyak 228 saham naik, 289 saham turun dan 167 saham stagnan.

Di akhir perdagangan, terdapat Empat indeks sektoral selamat ke zona hijau. Sedangkan enam indeks sektoral lainnya tergelincir ke zona merah.

Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah IDX Sektor Teknologi yang naik 0,31%, IDX Sektor Barang Konsumen Non Primer yang naik 0,27% dan IDX Sektor Kesehatan yang naik 0,18%. Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah IDX Sektor Perindustrian yang turun 1,62%, IDX Sektor Energi turun 1,56% dan IDX Sektor Keuangan yang turun 0,46%.

Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 22,23 miliar saham dengan total nilai Rp 12,12 triliun.

Baca Juga: 5 Bahan Alami untuk Mengatasi Gejala Omicron

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan pelemahan IHSG hari ini didorong oleh dua faktor. Pertama, tensi  yang masih tinggi antara Rusia dan Ukraina , yang diperparah dengan tensi di Korea Utara.

William melihat bahwa investor masih mencermati tensi antara Rusia dan Ukraina, dimana Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menginformasikan dua negara tersebut siap untuk mengadopsi status netral, sebagian bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia.

“Patut dicermati bahwa, billionaire Russia, Roman Abramovich dan negotiators dari Russia diduga diracun setelah pertemuan di Kyiv,” ujar William dalam risetnya, Selasa (29/3).

Disamping itu, Korea Utara juga siap meledakkan bom nuklir pertama dalam 4 tahun, dimana tensi antara US dengan Russia dan China. Hal ini mengakibatkan kontrol sanksi yang longgar ke negara tersebut, dimana hukuman PBB ke Korea Utara tidak mungkin terjadi.

Baca Juga: Aplikasi Truecaller Tambah Fitur Baru

Meski kabar memanasnya beberapa negara terkait serangan bom nuklir terus bergulir, William mencatat bahwa pelaku pasar menilik kebijakan moneter di Asia. Dimana Bank of Japan menerapkan yield curve control policy di kisaran 0,25%. “Hal ini berdampak terhadap melemahnya nilai tukar Yen. Kebijakan ini mengizinkan BoJ untuk melakukan pembelian obligasi pemerintah 10 tahun di yield 0,25%, secara tak terbatas,” ungkapnya lebih lanjut.

Pelemahan IHSG di perdagangan diakui William juga disokong penurunan beberapa harga komoditas. Seperti harga emas dunia yang melemah 1,55%, harga minyak brent yang melemah 6,77% dan harga CPO rott yang turun 7,41%.

Dengan berbagai sentimen tersebut, William meyakini bahwa ada potensi IHSG bergerak mixed bahkan cenderung menguat di rentang 7.000 sampai 7.072.

Baca Juga: Raih Popularitas! Ini Sinopsis Virgin The Series, Serial Indonesia Di Disney+

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News