MOMSMONEY.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penguatan hari kelima pada perdagangan Selasa, 16 September 2025. Indeks naik 0,26% ke level 7.957,70.
Meski naik, tekanan jual asing masih terus ada. Kemarin, nilai jual bersih asing atau net sell sebesar Rp 374,55 miliar di seluruh pasar, termasuk Rp 393 miliar di pasar reguler.
Berikut saham yang paling banyak mencatatkan net sell asing kemarin.
- BMRI
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan net sell asing Rp 147,6 miliar kemarin. Saham BMRI tercatat turun 1,1% ke Rp 4.480, setelah reli naik empat hari berturut-turut.
Sepanjang tahun ini, BMRI menjadi saham paling besar kedua mencatatkan net sell asing, yaitu Rp 2,93 triliun.
- BBCA
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi sasaran jual asing dengan nilai jual bersih Rp 130,9 miliar. Saham BBCA juga ditutup turun 1,25% ke Rp 7.925 kemarin.
Sepanjang tahun ini, BBCA menjadi saham paling besar mencatatkan net sell asing, yaitu Rp 9,59 triliun.
- BUMI
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga terkena aksi jual asing dengan net sell sebesar Rp 81,4 miliar. Saham BUMI tercatat naik 0,88% ke Rp 115, penguatan hari ketiga.
Saham BUMI menegaskan, kepemilikan saham oleh Grup Salim dan Grup Bakrie. Sementara itu, pemegang asing asal China Chengdong Invesmtment Corporation dikabarkan terus melepas kepemilikannya di emiten batubara ini. Selain itu, BUMI mengumumkan rencana diversifikasi tambang mineral di Australia dan menerbitkan obligasi Rp 350 miliar.
- EMTK
Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga terkena jual asing dengan net sell Rp 62,2 miliar kemarin. Sahamnya ditutup merosot 9,45% ke pr 1.150.
Langkah asing yang melepas Grup Emtek ini cenderung berkebalikan dengan masuknya EMTK ke Indeks FTSE ESG Low Carbon yang berlaku 22 September mendatang. Masuknya saham ke indeks ini mencerminkan keberhasilan EMTK dalam menjaga bisnis dengan penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
- CDIA
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mencatatkan net sell Rp 54,6 miliar kemarin. Sahamnya ditutup turun 2,3% ke Rp 1.485.
Perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu ini mengumumkan pertumbuhan laba 330% year on year di semester I-2025 menjadi US$ 67,84 juta dari setahun sebelumnya US$ 15,77 juta.
Berikut saham-saham yang terkena aksi jual asing kemarin. Sepanjang tahun ini, tekanan jual asing masih sangat besar, yaitu Rp 60,7 triliun di seluruh pasar, termasuk Rp 45 triliun di pasar reguler dan Rp 15,6 triliun di pasar tunai.
Selanjutnya: MEDC Tambah Hak Partisipasi di Sakakemang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News