HOME, InvesYuk

Saham Bukalapak.com (BUKA) Naik 17,92% Selasa (4/1), Apa Sebabnya?

Saham Bukalapak.com (BUKA) Naik 17,92% Selasa (4/1), Apa Sebabnya?

MOMSMONEY.ID -  JAKARTA. Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ditutup menguat 17,92% ke harga Rp 500 per saham pada perdagangan Selasa (4/1). Saham BUKA naik cukup signifikan seiring dengan kabar perseroan yang akan menjadi salah satu pemegang saham baru bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Seperti diketahui, E-commerce PT Bukalapak.com Tbk akan menjadi pemegang saham PT Allo Bank Indonesia Tbk lewat aksi rights issue yang akan digelar pada Januari 2022 ini.

Pengusaha Chairul Tanjung (CT) lewat Mega Corpora yang menguasai 90% saham BBHI saat ini hanya berkomitmem mengesekusi 30% dari haknya dalam rights issue tersebut. Selebihnya, telah dialihkan ke sejumlah investor termasuk Bukalapak.

Baca Juga: Corona Indonesia (4 Januari): 299 Kasus Baru, Total 4.658 Kasus Aktif

PT Allo Bank Indonesia Tbk menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 10,04 miliar atau 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 478 per lembar.

Berdasarkan prospektus rights issue yang diterbitkan, Senin (3/1), CT telah meneken perjanjian pengalihan haknya kepada bukalapak pada 24 Desember 2021 sebanyak 2.497.816.903 HMETD.

Setelah rights issue rampung, maka kepemilikan Bukalapak di BBHI akan mencapai 11,49% dengan asumsi pemegang saham dan investor strategis yang mendapatkan pengalihan hak dari pemegang saham utama melaksanakan haknya untuk membeli saham baru.

Baca Juga: Katalog Promo Indomaret Super Hemat Periode 5-11 Januari 2022

Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi menilai, rencana aksi tersebut cukup baik untuk masing-masing emiten baik itu BUKA maupun BBHI.

Hal ini mengingat dana hasil right issue akan memperkuat struktur permodalan untuk meningkatkan modal inti, serta digunakan untuk pengembangan usaha perseroan, termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau dikenal dengan bank digital.

Lingga melihat prospek saham BUKA cukup positif untuk ke depannya. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BUKA mampu mengurangi kerugian bersihnya menjadi Rp 1,1 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu BUKA menanggung rugi hingga Rp 1,4 triliun.

Pendapatan sejak awal tahun hingga akhir September 2021 juga mampu bertumbuh 42% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,3 triliun. Pada kuartal III-2021 sendiri, pendapatan BUKA mencapai Rp 484 miliar atau naik 10% secara kuartalan dan naik 57,6% secara tahunan.

Peningkatan pendapatan BUKA didukung oleh pendapatan Mitra yang meningkat 42% secara kuartalan, seiring dengan karena Total Processing Value (TPV) Mitra yang meningkat 12,8% secara kuartalan.

“Momentum pertumbuhan diperkirakan akan berlanjut seiring dengan lebih banyaknya pengembangan fasilitas untuk Mitra Bukalapak, seperti pembukuan berbasis software as a service dan penyertaan sistem pembayaran QRIS,” ungkapnya, Selasa (4/1).

Selain itu, BUKA juga melibatkan lebih banyak usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mengikutsertakan mereka dalam sistem online to offline (O2O) , seperti Warteg, bengkel mobil, hingga toko material bangunan. Menurut Lingga, investor bisa melakukan buy on weakness saham BUKA dengan TP Rp 800, adapun level support berada di Rp 460.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News