MOMSMONEY.ID - Paul Krugman, pemenang Nobel Ekonomi, memperingatkan tentang musim dingin abadi mata uang kripto yang akan datang untuk proyek berbasis blockchain, termasuk Bitcoin.
Dalam sebuah opini di New York Times yang terbit 1 Desember lalu, Krugman mengungkapkan, sudah ada tanda-tanda kejatuhan mata uang kripto di masa depan.
Krugman mengkritik utilitas nyata dari teknologi blockchain ketika ada alternatif terpusat lainnya yang saat ini berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Beri Peringatan: Kerek Suku Bunga bakal Bunuh Perekonomian
"Apa gunanya? Mengapa bersusah payah dan mengeluarkan biaya untuk memelihara buku besar di banyak tempat, dan pada dasarnya membawa buku besar itu setiap kali transaksi terjadi?" katanya, sepert dikutip Bitcoin.com.
Dengan dasar ini, dan juga kejatuhan baru-baru ini dari salah satu bursa mata uang kripto terbesar di dunia, FTX, Krugman percaya, musim dingin kripto mungkin membawa kejatuhan sepenuhnya teknologi blockchain dan kripto.
Dia membandingkannya dengan Fimbulwinter, musim dingin yang mendahului akhir dunia menurut mitologi nordik.
Baca Juga: Ekonomi Ambruk, Robert Kiyosaki Beri Saran Investasi di 3 Aset Ini
Bagi Krugman, dalam beberapa bulan terakhir, ada beberapa tanda akan datangnya kejatuhan ini.
Dia mengutip penghapusan baru-baru ini yang beberapa perusahaan lakukan, seperti Maersk dan Bursa Efek Australia, mengenai proyek berbasis blockchain mereka sebagai bagian dari pembenarannya.
Juga, Krugman mengkritik Bitcoin secara terbuka, dengan menyatakan, "bank jarang mencuri aset pelanggan mereka, sementara lembaga kripto lebih mudah menyerah pada godaan, dan inflasi ekstrem yang menghancurkan nilai uang biasanya terjadi hanya di tengah kekacauan politik".
Dalam nada yang sama, Krugman menyerukan konsensus proof-of-work (PoW) Bitcoin, memperkirakan kerusakan yang telah mata uang kripto ini bawa ke ekosistem mencapai puluhan miliar dollar AS, tanpa manfaat nyata selain menghasilkan "token yang tidak berharga".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News