MOMSMONEY.ID - Strict parent atau orang tua yang ketat didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan yang tinggi pada anak-anaknya. Strict parent dapat menjadi sosok orang tua yang otoritatif atau otoriter tergantung pada keyakinan disiplin orang tua dan responsivitas terhadap kebutuhan anak.
Kendati demikian, kebanyakan strict parent cenderung otoriter, dingin, tidak responsif, dan sering membuat aturan yang terlalu ketat sekaligus sewenang-wenang.
Lebih jelasnya, berikut tanda-tanda strict parent yang perlu Anda cermati sebagaimana dikutip dari Parenting For Brain.
- Memiliki banyak aturan yang ketat dan menuntut
- Menuntut anak untuk mematuhi ekspektasi orang tua
- Tidak membiarkan anak mempertanyakan otoritas orang tua
- Memberikan hukuman yang berat saat anak melanggar aturan apapun
- Dingin dan tidak responsif kepada anak
- Mengucapkan kata-kata yang memalukan dan kasar kepada anak
- Tidak membiarkan anak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
- Memiliki harapan tinggi yang tidak realistis terhadap anak
- Tidak menoleransi kesalahan anak
- Merasa selalu benar
Baca Juga: Ini 5 Makanan untuk Menambah Tinggi Badan Anak Secara Alami
Melansir MomJunction, ada beberapa hal yang membedakan strict parent dengan orang tua normal. Berikut penjelasannya.
Strict parent | Orang tua normal |
Memiliki aturan untuk setiap aspek kehidupan anak dan tidak bisa digantikan | Memiliki aturan dan konsekuensi namun tidak kaku |
Menghukum anak karena kesalahan kecil dengan maksud menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada anak | Membuat anak menyadari kesalahannya dengan cara yang konstruktif |
Jarang mengiyakan permintaan anak | Cenderung mengiyakan permintaan anak selagi masuk akal dan tidak membahayakan |
Menetapkan aturan yang berkaitan dengan prestasi akademik dan sekolah. Sulit menerima kegagalan anak dalam studi atau kegiatan lainnya | Menetapkan aturan untuk belajar namun tetap memahami kemampuan anak dan tidak menegur kegagalan anak |
Tidak membiarkan anak jauh dari rumah untuk waktu yang lama | Memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain di luar rumah bersama teman-temannya |
Lalu, apakah menjadi strict parent itu bagus?
Jika strict parent menerapkan gaya parenting yang otoritatif, itu bisa meningkatkan performa akademik, kontrol diri, dan kepercayaan diri anak.
Namun, jika strict parent menerapkan gaya parenting yang otoriter, akan ada banyak dampak buruk yang anak dapatkan. Adapun beberapa dampak negatif strict parent bagi anak-anak adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan harga diri anak
Strict parent cenderung tidak menghargai pendapat anak-anak mereka. Kemungkinan besar, strict parent juga melecehkan anak saat anak menyuarakan ide atau kekhawatirannya. Sikap orang tua yang demikian tentu bisa membuat anak ragu untuk memutuskan sesuatu dan harga dirinya pun cenderung menurun atau rendah.
2. Tidak dapat berpikir secara mandiri
Anak-anak yang dibesarkan oleh strict parent akan sangat terbiasa menerima nasihat dan instruksi. Sehingga, mereka cenderung tidak mampu berpikir secara mandiri maupun mendengarkan nalurinya untuk membuat keputusan.
3. Cenderung pasif terhadap kehidupan
Strict parent kerap mengendalikan hidup anak-anaknya. Akibatnya, anak akan menjadi pasif terhadap kehidupan mereka sendiri. Pada gilirannya, anak bisa saja menolak untuk mengendalikan hidupnya bahkan setelah mereka dewasa.
4. Malas bereksperimen
Mengingat strict parent sulit menerima kegagalan, anak pun akan menjadi takut gagal atau takut membuat kesalahan. Pada akhirnya, anak akan mengutamakan untuk bermain aman dan menahan dirinya untuk mencoba sesuatu yang baru.
Baca Juga: Begini Tips Mengajarkan Manajemen Waktu kepada Anak, Yuk Simak!
5. Memiliki mental yang kaku
Kekakuan dari strict parent bisa memengaruhi cara pandang anak dalam melihat kehidupan. Anak cenderung melihat dunia secara hitam putih dan kesulitan untuk menerima perbedaan atau berbagai karakter orang.
6. Stres
Anak-anak dari strict parent akan lebih rentan terhadap stres karena mereka harus selalu berhati-hati di hadapan orang tuanya. Anak pun merasa perlu benar-benar sadar akan apa yang mereka bicarakan, lakukan, dan pikirkan.
7. Gemar menyembunyikan emosi
Seiring waktu, anak yang dibesarkan oleh strict parent cenderung gemar menyembunyikan perasaan dan emosi mereka karena bagi mereka mengungkapkan perasaan merupakan hal yang tidak dapat diterima.
Moms, dikarenakan menjadi strict parent lebih banyak menyimpan dampak negatif daripada positif, alangkah baiknya Anda menerapkan taktik parenting yang seimbang (tidak terlalu ketat dan tidak terlalu lunak). Sebaiknya, lebih berfokuslah pada pengembangan komunikasi dan ikatan yang baik dengan anak-anak Anda sehingga mereka dapat mendekati Anda untuk berbagi masalah atau meminta bantuan tanpa ragu-ragu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News