MOMSMONEY.ID - Masih menunggangi penurunan inflasi AS dan proyeksi ekonomi yang lebih optimis, harga Bitcoin menembus US$ 21.000 pada Senin (16/1) siang.
Mengacu data CoinMarketCap Senin (16/1) pukul 11.30 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 21.076,63 atau naik 1,70% dalam 24 jam terakhir.
Harga mata uang kripto terbesar dari sisi kapitalisasi pasar ini sempat menyentuh level tertinggi hari ini US$ 21.345,25.
Lonjakan harga Bitcoin terjadi di tengah kepercayaan investor bahwa bank sentral AS menjinakkan inflasi tanpa mendorong ekonomi ke dalam resesi, sebuah tren yang telah mengirim sebagian besar aset berisiko lebih tinggi tahun ini.
"Kami melihat reli aset digital saat ini sebagai pembalikan pasar dan bukan reli bear market," kata Mark Connors, Head of Research 3iQ yang berbasis di Kanada, kepada CoinDesk.
Baca Juga: Harga Bitcoin Masih di Atas US$ 20.000, Mata Uang Kripto Ini Cetak Kenaikan Tertinggi
Menurut Connors, pernyataan hawkish gubernur Fed sebelumnya menjadi sinyal pengurangan tajam dalam jumlah uang beredar yang mungkin akan berakhir.
"Signifikan, karena pengurangan selama 12 bulan terakhir merupakan yang terbesar sejak 1959," ungkapnya. "Ini relevan dengan aset digital karena Bitcoin dianggap sebagai lindung nilai terhadap penurunan nilai, bukan inflasi".
Tapi, Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, meminta pelaku pasar harus berhati-hati selama lonjakan harga Bitcoin dan menunggu lebih banyak stabilitas.
"Kami terus bersikap positif tentang akumulasi pada US$ 18.000 ke bawah, dan prospek jangka panjang kami tetap sama untuk tahun 2023, terakumulasi selama kisaran terendah," katanya kepada CoinDesk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News