MOMSMONEY.ID - Anda malas keramas? Hati-hati, ini 7 akibat jarang keramas yang harus Anda tahu.
Jarang keramas ternyata menyimpan dampak negatif yang bisa merugikan kulit kepala maupun rambut.
Sesibuk apapun Anda, pastikan untuk tetap keramas secara teratur jika menginginkan rambut yang senantiasa sehat dan indah.
Apabila Anda tetap memelihara kebiasaan jarang keramas, bukan tidak mungkin jika mahkota Anda akan menjadi tidak sedap dipandang dan Anda memerlukan biaya ekstra untuk memperbaikinya kembali.
Lebih lanjut, berikut 7 akibat jarang keramas yang harus Anda tahu sebagaimana dilansir dari HealthShots.
Baca Juga: 5 Skincare Skintific untuk Mencerahkan Kulit dan Menghilangkan Noda Hitam
1. Folikulitis
Akibat jarang keramas yang pertama yaitu folikulitis. Jarang keramas dapat menyebabkan sekresi sebaceous pemicu infeksi pada folikel rambut.
Jika rambut Anda berketombe, maka ketombe akan cenderung bercampur dengan sekresi sebaceous dan meningkatkan risiko folikulitis.
Kasus folikulitis yang parah bisa menyebabkan luka berkerak pada kulit kepala dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Adapun luka akibat folikulitis dapat mengakibatkan rambut rontok dan jaringan parut permanen.
2. Ketombe
Akibat jarang keramas yang kedua yaitu ketombe. Keramas akan mengeksfoliasi kulit kepala dan menyingkirkan kulit mati dari permukaan.
Jika Anda jarang keramas secara teratur, itu akan membuat kulit kepala Anda mengeripik dan berketombe.
Umumnya, ketombe dapat berkembang menjadi masalah besar jika Anda tidak mencuci rambut selama 1 atau minggu. Apabila dibiarkan, akan timbul sensasi gatal luar biasa sekaligus ruam pada kulit kepala.
3. Rambut rontok
Akibat jarang keramas yang ketiga yaitu rambut rontok. Siapa sangka jika jarang keramas juga bisa menyebabkan perubahan tekstur pada rambut sekaligus membuat rambut menjadi mudah rontok.
Sebaliknya, keramas secara teratur akan meningkatkan suplai oksigen yang dapat memberikan nutrisi pada kulit kepala.
4. Kulit kepala berminyak
Akibat jarang keramas yang keempat yaitu kulit kepala berminyak. Jarang keramas akan membuat minyak menumpuk di permukaan kulit kepala.
Walaupun keberadaan minyak alami bermanfaat untuk melindungi kulit kepala dari kehilangan kelembaban dan mencegahnya mengering terlalu cepat, namun terlalu banyak minyak pada kulit kepala memungkinkan jamur dan bakteri untuk tumbuh sehingga ketombe dan kondisi kulit kepala lainnya pun rentan menyerang.
Dengan keramas secara teratur, itu dapat membantu Anda menghindari masalah-masalah tersebut.
Baca Juga: 6 Cara Membuat Bibir Tebal Alami Tanpa Filler, Tertarik Coba?
5. Kerusakan rambut
Akibat jarang keramas yang kelima yaitu kerusakan rambut. Ketombe dan kulit kepala yang berminyak akibat jarang keramas dapat menyebabkan kerusakan yang intens pada rambut.
Kondisi ini dapat diperparah dengan polusi dan penggunaan produk-produk yang bisa menyebabkan penumpukan residu pada kulit kepala.
Jika Anda tidak mau rambut Anda menjadi mudah patah dan rapuh, pastikan untuk tidak malas keramas ya.
6. Jerawat kulit kepala
Akibat jarang keramas yang keenam yaitu jerawat kulit kepala. Bagaimana pun, kulit kepala termasuk kulit. Jadi, tidak heran jika jerawat juga bisa berkembang di kulit kepala.
Saat Anda jarang keramas, kulit kepala akan menjadi kotor dan menyebabkan sekresi berminyak penyebab jerawat.
Adapun area utama yang dapat dihinggapi oleh jerawat selain kulit kepala adalah dahi, garis rambut, lengan atas, dan punggung.
7. Eksim seboroik
Akibat jarang keramas yang ketujuh yaitu eksim seboroik. Eksim seboroik memang tidak diketahui pasti penyebabnya.
Namun, kondisi ini dapat diperparah oleh kulit kepala yang kotor akibat jarang dicuci dan bisa menyebabkan keropeng di kulit kepala. Keropeng tersebut biasanya terasa sangat gatal dan kulit kepala bisa menjadi merah.
Untuk mengatasinya, pastikan untuk rajin keramas dengan menggunakan shampoo yang mengandung ekstrak tar atau shampoo berbahan dasar salicylic acid.
Demikian 7 akibat jarang keramas yang bisa merugikan rambut dan kulit kepala. Mulai saat ini, jangan malas keramas lagi ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News